Cerita 20 Tahun Reformasi, Kenangan Penjual Nasi Dicegat Polisi

Minggu, 13 Mei 2018 07:00 WIB

Seorang warga mengenakan sepedanya di dekat sejumlah kendaarn berat TNI yang dipersiapkan untuk mengamankan kerusuhan di Jakarta, 14 Mei 1998. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Dian masih mengingat peristiwa kelam setelah 20 Tahun Refomasi, ketika adiknya terjebak di dalam Kampus Universitas Trisakti pada saat kericuhan 12 Mei 1998.

Tempo menemui Dian, 45 tahun, di Terminal Grogol, Jalan Kyai Tapa, Jakarta Barat. Di sana, dia mengelola warung makan yang berdiri sejak 1990-an milik keluarganya.

Huru-hara Mei 1998 adalah satu dari rentetan kisruh menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Selasa, 12 Mei 1998, mahasiswa Trisaksi melakukan demonstrasi di kampus mereka. Saat itulah, terjadi aksi penembakan oleh aparat.

Baca: Ahok: Kerusuhan Mei 1998 Coreng Wajah Indonesia

Empat mahasiswa tewas, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Dian menuntaskan cuci piring di dapur warungnya sebelum berbincang dengan Tempo. Dalam ingatannya, kala penembakan terjadi, dia baru saja selesai menanak nasi untuk dihidangkan di warung.

Di luar suasana terminal cukup ramai karena demonstrasi mahasiswa tengah berlangsung. "Ramai banget," kata dia kepada Tempo pada Selasa, 1 Mei 2018. Ada mahasiswa dan polisi makan di warungnya.

Kerusuhan dan penjarahan toko di kawasan Matraman, Jakarta, 14 Mei 1998. TEMPO/Rully Kesuma

Sekitar pukul 15.00 WIB, bunyi tembakan mulai terdengar dari arah jalan layang di Jalan Letjen S. Parman, di depan kampus. Situasi yang semula biasa saja mendadak kacau.

Beberapa mahasiswa berlarian ke dalam kampus untuk menyelamatkan diri. Dian langsung menutup warung nasi itu karena takut celaka.

Setelah kondisi mulai tenang, adiknya menelepon. Adiknya, ternyata ikut bersembunyi di dalam Kampus Trisakti dan sedang didera lapar. Sang adik minta diantar nasi sebab dia tak bisa keluar dari kampus.

Terpaksa Dian ke Trisakti untuk mengantar nasi. Celaka, Dian dicegat polisi. "Nggak boleh keluar (dari terminal) sama polisi.”

Melihat Dian kecewa, beberapa mahasiswa yang masih berada di sekitar terminal menawarkan bantuan mengawal Dian masuk ke kampus. Setelah diizinkan oleh polisi, berjalanlah mereka masuk ke kampus. Bungkusan nasi pun diterima adik Dian.

Beberapa hari berikutnya, kondisi di Jakarta semakin tidak kondusif. Terjadi pembakaran dan penjarahan toko di mana-mana.

Dian dan keluarganya tetap menanak nasi dan memasak lauk. Warung masih tetap melayani pembeli meski disiasati dengan menutup pintu rapat-rapat. "Ya kalau ada pembeli yang ngetok pintu dan tanya, tetap disuruh masuk, namanya cari makan," ucapnya lalu tertawa kecil.

Hingga hari ini warung Dian masih melayani pembeli. Berbagai lauk dijual di dalamnya, seperti ikan gulai hingga ayam goreng. Posisinya yang strategis, tepat di tengah Terminal, membuat warungnya menjadi pilihan para pembeli. Mulai dari warga sekitar hingga supir mikrolet di sana.

Setelah 20 Tahun Reformasi, Dian tak melupakan masa-masa kisruh di Jakarta, terutama di seputar Tragedi Trisakti 1998.

Berita terkait

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

52 hari lalu

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru

Baca Selengkapnya

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

59 hari lalu

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

59 hari lalu

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

6 Maret 2024

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

28 Februari 2024

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

11 Februari 2024

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

Guru besar dan sivitas akademika Universitas Trisakti turun ke jalan kritisi Jokowi. Berikut sejarah universitas yang identik dengan gerakan reformasi

Baca Selengkapnya