Pengemudi ojek online mangkal di Jalan Jati Baru, dekat flyover Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 25 November 2017. FOTO: Tempo/M. Yusuf Manurung
JAKARTA – Libur lebaran memiliki makna tersendiri bagi Achmad Syachruddin, seorang pengemudi ojek online. Warga Cawang, Jakarta Timur, ini berencana tetap bekerja dan beroperasi demi menangguk rezeki yang lebih besar daripada hari-hari biasanya.
Achmad mengisahkan memiliki kampung halaman di Purwokerto, Jawa Tengah. Biasanya, dia mudik saat lebaran mengajak isteri dan seorang anak. “Tapi sudah dua tahun ini saya memilih berlebaran di Jakarta saja,” katanya ketika ditemui Kamis 14 Juni 2017.
Achmad mengatakan sudah menjadi pengemudi ojek online sejak 2012. Dia menyatakan hafal betul kebutuhan masyarakat terhadap moda angkutan yang satu ini. Menurutnya, saat ini banyak orang lebih memilih naik ojek online. "Meskipun itu untuk jarak sekitar 300 sampai 500 meter," kata Achmad.
Itu sebabnya dia rela tidak mudik lagi tahun ini. Saat libur lebaran, dia memperhitungkan, bisa menjaring lebih banyak penumpang atau pemesan jasanya karena jumlah pengemudi berkurang.
“Kalau hari biasa saya biasa mendapat 12 sampai 15 penumpang, kalau saat Lebaran bisa lebih dari 20 order dalam satu hari,” kata Achmad.
Belum lagi bonus yang ditawarkan perusahaan penyedia aplikasi untuk pengemudi yang tetap beroperasi. Ini seperti diungkap Eko Pratama, pengemudi ojek online lainnya.
"Lima point senilai Rp 100 ribu. Lebaran customer banyak, karena banyak no bit," kata Eko.
Bukan hanya pengemudi ojek, sopir taksi online, Prima, juga mengatakan senada. Menurutnya, bonus yang disediakan selama beroperasi di hari pertama, kedua dan ketiga libur lebaran sungguh menggiurkan. "Bonus Rp 600 ribu di luar argo," katanya.