HUT Jakarta, Hawa Berantem Anak-anak SMA di Bulungan Era 1980-an

Reporter

Adam Prireza

Senin, 2 Juli 2018 12:15 WIB

SMA 70. istimewa

Pengantar

Setiap generasi memiliki dan merasakan romantismenya masing-masing. Romantisme anak muda di Jakarta kerap dihubungkan dengan tempat-tempat nongkrong atau mejeng favorit yang amat berkesan.

Pada ulang tahun atau HUT Jakarta ke-491, Tempo menyajikan tempat-tempat nongkrong dan peristiwa yang menonjol bagi generasi era 1980-an. Salah satunya adalah tawuran pelajar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan antara SMA Negeri 9 dan 11. Kedua sekolah akhirnya digabungkan menjadi SMA Negeri 70.

TEMPO.CO, Jakarta - Pecahan kaca berhamburan di salah satu kelas di SMA Negeri 9. Pelajar perempuan menjerit dan berhamburan keluar kelas. Kaca itu pecah dilempar seseorang dari gedung di SMA Negeri 11. Lokasi kedua sekolah memang berdampingan di Jalan Bulungan, Jakarta Selatan.

Advertising
Advertising

“Kemudian para komandan datang ke kelas-kelas, bilang, 'Ayo semua, keluar, keluar’. Komandan itu pentolan sekolah," ujar Iskandar Bakri yang diwawancarai Tempo di Kalibata City, Jakarta Selatan pada Kamis 21 Juni 2018.

Para komandan itu menggalang kawan-kawannya untuk menyerang balik SMAN 11. Menurut Iskandar Bakri, kepala sekolah dan guru seakan tidak berdaya menghentikan perkelahian.

Baca juga: HUT Jakarta: Radio Prambors dan Kaum Muda Ibu Kota Era 1980-an

Para pelajar memanfaatkan segala barang yang bisa ditemukan di lingkungan sekolah untuk tawuran. Mulai dari kaca ruang kelas hingga kompor penjual makanan di kantin.

"Pada saat itu memang hawa anak-anak sekolah menengah atas maunya berantem melulu," kata Iskandar, pelajar SMA Negeri 9 yang lulus tahun 1983.

Tak hanya di halaman sekolah, tawuran antar siswa yang saling bertetangga itu juga sering terjadi di luar lingkungan sekolah. Pernah, kata Iskandar, saat ia hendak pulang, beberapa siswa SMAN 11 telah menunggu di depan salah satu toko busana di bilangan Blok M.

Iskandar dan beberapa orang temannya pun disambut dengan acungan celurit oleh para siswa itu. Ada dua pilihan, kabur atau bertahan dan membela diri dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar mereka.

"Kami tidak mau tawuran. Tapi kalau sudah begitu ya mau bagaimana lagi. Apa saja kami pakai buat melawan," tutur dia.

Untuk menghentikan aksi tawuran, pada Oktober 1981 pemerintah membubarkan SMAN 9 dan 11. Para pelajar kedua sekolah itu digabungkan menjadi SMAN 70.

“Saat itu tidak ada gejolak internal. Pertimbangannya, kalau digabungkan, mereka tidak punya alasan lagi untuk tawuran karena sudah sama semua," ucap Iskandar yang ketika duduk kelas dua menjadi siswa SMA Negeri 70.

Apakah tawuran pelajar itu berhenti? Ternyata tidak. Pelajar SMA Negeri 70 ikut terlibat tawuran dengan siswa SMA Negeri 6 yang letaknya juga di Jalan Bulungan. Selain itu juga berkelahi dengan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 29 Jakarta atau biasa dikenal Sekolah Teknik Menengah (STM) Penerbangan.

Tawuran antara SMAN 70 dan 6 pun kerap terjadi sejak saat itu. Salah satu tawuran yang paling disoroti terjadi pada 24 September 2012, di mana satu siswa SMAN 6, Alawi Yusianto Putra, tewas.

Saat itu, ia bersama empat temannya sedang makan gulai tikungan di daerah Blok M. Tiba-tiba, sekitar 20 siswa SMAN 70 datang dan menyerang mereka tanpa ada adu mulut sebelumnya.

Alawi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah, namun nyawanya tidak tertolong. Sementara itu, dua murid lainnya mengalami luka di pelipis dan di jari tangan.

Siswa SMAN 70 yang melakukan pembacokan, FR, ditangkap tak lama setelah kejadian dan diberhentikan dari sekolahnya.

Kedua perwakilan pelajar SMA Negeri 6 dan 70 kemudian mendeklarasikan perdamaian di atas kapal legendaris TNI, KRI Dewaruci, pada 11 Oktober 2012.

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto dan Kepala Dinas Penerangan Umum Angkatan Laut saat itu, Laksamana Pertama Untung Surapati memimpin deklarasi tersebut.

Semua siswa yang menggunakan batik itu, melupakan kejadian nahas akhir September 2012 yang merenggut nyawa Alawy, seorang siswa SMA 6.

"Hal seperti ini yang perlu kita bina," ujar Kepala Dinas Penerangan Umum Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Surapati.

Simak juga: HUT Jakarta, Gaya Menonton Bioskop Anak Muda Tahun 1980-an

Untung berharap dengan semakin meningkatnya pembinaan dan perhatian semua pihak, rivalitas di antara kedua sekolah itu akan berkurang. "Mereka itu bisa diandalkan asal kita bina dengan baik," ujarnya. "Semuanya harus turun tangan dan memberikan perhatian," kata Untung.

Kak Seto, memuji komitmen perwakilan SMAN 70 dan 6 itu. Menurut dia, aksi kekerasan dalam bentuk tawuran pelajar segera diakhiri untuk memulai hidup baru yang lebih baik. "Jadikan kapal ini sebagai kapal perdamaian bagi semuanya," ujar Seto.

Berita terkait

Jakarta Rayakan Ulang Tahun Terakhirnya sebagai Ibu Kota?

55 hari lalu

Jakarta Rayakan Ulang Tahun Terakhirnya sebagai Ibu Kota?

Kota Jakarta tampaknya akan merayakan ulang tahun terakhirnya sebagai ibu kota negara pada 22 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Pemicu Bullying Siswi SMAN 4 Tangsel, Korban Sampai Masuk Tong Sampah

15 Januari 2024

Pemicu Bullying Siswi SMAN 4 Tangsel, Korban Sampai Masuk Tong Sampah

Siswi kelas XI SMAN 4 Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi korban perundungan (bullying) oleh alumnus sekolahnya

Baca Selengkapnya

Kronologi Orang Tua Siswa Ketapel Guru di Bengkulu, Ternyata Gara-gara Ini

4 Agustus 2023

Kronologi Orang Tua Siswa Ketapel Guru di Bengkulu, Ternyata Gara-gara Ini

Seorang guru SMAN 7 di Bengkulu diketapel orang tua siswa. Berikut kronologi kekerasan dan penyerangan itu.

Baca Selengkapnya

Kasus Guru Diketapel Orang Tua Murid Hingga Buta, FSGI Dorong Evaluasi Perlindungan Guru

4 Agustus 2023

Kasus Guru Diketapel Orang Tua Murid Hingga Buta, FSGI Dorong Evaluasi Perlindungan Guru

FSGI juga mendorong proses hukum oleh pihak Kepolisian Bengkulu karena bagaimana pun kekerasan oknum orang tua terhadap guru adalah perbuatan pidana.

Baca Selengkapnya

Deretan Fakta Jakarta Fair 2023: Transaksi Rp 7,3 Triliun selama 33 Hari, 6,3 Juta Pengunjung, 2.500 Penyewa

17 Juli 2023

Deretan Fakta Jakarta Fair 2023: Transaksi Rp 7,3 Triliun selama 33 Hari, 6,3 Juta Pengunjung, 2.500 Penyewa

Jakarta Fair 2023 resmi ditutup. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Tutup Jakarta Fair 2023, Panitia Janji Tingkatkan Kualitas Gelaran Tahun Depan

17 Juli 2023

Tutup Jakarta Fair 2023, Panitia Janji Tingkatkan Kualitas Gelaran Tahun Depan

Ketua Panitia Jakarta Fair 2023 Karuna Murdaya mengucapkan terima kasih kepada semua kalangan yang membantu kesuksesan PRJ.

Baca Selengkapnya

Calon Siswa tak Lolos PPDB Zonasi karena Jarak Rumah Berubah, Klarifikasi SMAN 2 Kota Bekasi

14 Juli 2023

Calon Siswa tak Lolos PPDB Zonasi karena Jarak Rumah Berubah, Klarifikasi SMAN 2 Kota Bekasi

Pihak SMAN 2 Kota Bekasi angkat bicara soal calon siswa di Kayuringin Jaya yang tak lolos PPDB Zonasi

Baca Selengkapnya

Pekan Terakhir PRJ, Pengunjung Berburu Barang Diskonan

10 Juli 2023

Pekan Terakhir PRJ, Pengunjung Berburu Barang Diskonan

Pantauan Tempo di gate 9 PRJ, pengunjung tampak ramai, namun tidak sesak.

Baca Selengkapnya

HUT Jakarta, Bapenda DKI Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan hingga 29 Desember 2023

28 Juni 2023

HUT Jakarta, Bapenda DKI Adakan Pemutihan Pajak Kendaraan hingga 29 Desember 2023

Dalam program pemutihan pajak ini, Bapenda juga memberikan penghapusan sanksi administrasi wajib pajak yang bayar pokok pajak mulai 22 Juni 2023.

Baca Selengkapnya

Rayakan HUT Jakarta dengan Jalan-jalan di 5 Destinasi Wisata Kepulauan Seribu

24 Juni 2023

Rayakan HUT Jakarta dengan Jalan-jalan di 5 Destinasi Wisata Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu memiliki gugusan pulau sebagai destinasi wisata. Pada HUT Jakarta ke-496, ayo jalan-jalan ke Pulau Seribu.

Baca Selengkapnya