Terinfeksi, Buah-buahan Asal Thailand Dimusnahkan Karantina

Kamis, 2 Agustus 2018 15:08 WIB

Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan memusnahkan unggas burung dan beragam jenis benih tumbuhan, makanan olahan, daging dari luar negeri di kantor Balai Karantina Pertanian Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat 29 April 2017. MARIFKA WAHYU HIDAYAT

TEMPO.CO, Tangerang - Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno-Hatta memusnahkan 900 kilogram berbagai jenis buah-buahan asal Thailand. Kepala BBKP Soekarno - Hatta, Imam Djajadi, mengatakan buah-buahan tersebut positif terinfeksi larva lalat buah hidup yang menyebabkan buah menjadi busuk.

Baca juga: Viral Tiang Listrik di Jalur Sepeda Senayan, Ini Penjelasan PLN

"Setelah diidentifikasi di laboratorium merupakan spesies yang belum ada di Indonesia,” ujar Imam, Kamis, 2 Agustus 2018.

Buah-buahan yang di dalamnya terdapat ulat yang dapat membusukkan buah itu dimusnahkan dengan cara dihancurkan di Instalasi Karantina Hewan (IKH) BBKP Soekarno - Hatta, Cengkareng, Banten.

Menurut Imam, bila buah impor yang terinfeksi larva lalat buah ini tidak segera dimusnahkan, tidak hanya membahayakan tanaman jambu air, tapi juga tanaman buah lainnya di Indonesia.

Advertising
Advertising

“Kami melakukan tindakan pemusnahan ini guna menjamin larva lalat buah dan kutu putih yang dapat membahayakan ini tidak masuk dan tersebar di negara kita," kata Imam.

Adapun dasar hukum pemusnahan ini, kata Imam, adalah Undang undang nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

Berdasarkan data BBKP Bandara Soekarno - Hatta, hingga akhir Juli 2018 tercatat 630 kilogram rose apple (jambu air), syzygium (samarangense var samarangense) yang terinfeksi lalat buah bactrocera correcta dan bactrocera dorsalis complex masih berada dalam pengawasan petugas karantina.

180 kilogram buah Long Kong (lansium parasiticum) asal Thailand yang terinfestasi kutu putih pseudococcus baliteus.

Selain jambu air dan Long Kong, Karantina Soekarno Hatta juga memusnahkan beberapa komoditas pertanian yang masuk ke Indonesia dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Pemusnahan, ujar Imam, juga dilakukan karena karena tidak dilengkapi dengan dokumen persyaratan karantina dan berdasarkan pemeriksaan kesehatan di laboratorium ditemukan hama dan penyakit yang dapat mengancam sumber daya alam hayati di Indonesia.

Komoditas pertanian yang dimusnahkan antara lain bibit krisan asal Jepang sebanyak 1000 stek yang terinfeksi virus INSV (Impatiens necrotic spot tospovirus) yang merupakan OPTK Kategori A1 golongan 1. Kategori A1 adalah penyakit yang belum ada di Indonesia dan golongan 1 adalah penyakit yang tidak dapat dibebaskan dengan perlakuan karantina. Selain itu, komoditas tumbuhan lainnya sebanyak 196,45 kilogram dan 7,544 batang, sisanya dalam bentuk kemasan sebanyak 452 kemasan.

Balai Besar Karantina Pertanian juga memusnahkan komoditas hewan asal hewan sebanyak 30 koli atau setara dengan 401,69 kilogram, pakan kuda berupa rumput sejumlah 5 koli, kadaver reptil sebanyak 379 ekor, dan berbagai macam kadaver serangga.

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

14 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

1 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

3 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

5 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

6 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

6 hari lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya