Pemerintah Tambah Invasi Mikroorganisme Pengurai Bau ke Kali Item

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 11 Agustus 2018 03:25 WIB

Kiri: foto viral anak-anak berenang di Kali Item yang diambil dan diunggah oleh pengguna Facebook bernama Rifqi Fathullah pada 26 Maret 2017. Kanan: Petugas membersihkan Kali Item yang tertutup kain waring pada 21 Juli 2018. Netizen ramai memperdebatkan keaslian foto dan perbedaan kondisi kali tersebut. Facebook Rifqi Fathullah/ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Mikroorganisme dalam jumlah cukup besar ditambahkan ke Kali Sentiong atau yang kini lebih dikenal sebagai Kali Item sekitar Wisma Atlet Kemayoran, Jumat 10 Agustus 2018. Penebaran untuk memastikan bau tak sedap tak datang lagi saat sudah semakin dekat dengan perhelatan Asian Games 2018.

Baca:
Kali Item Masih Bau, Sandiaga Samakan dengan Ketiak

Penebaran mikroorganisme sebagai bagian dari teknologi bioremediasi ini dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Mereka menebar tiga rupa mikroorganisme padat, serbuk dan cair di tiga titik lokasi berbeda.

“Mikroorganisme dalam bioremediasi bertujuan mengurai polutan dalam air, bekerja perlahan mematikan bakteri-bakteri di dalam air penyebab bau,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Hidayah.

Penebaran dilakukan secara bertahap. Penebaran pertama adalah mikroorganisme bentuk padat atau bio block dengan berat 2,5 kg sebanyak 500-600 buah di hulu Kali Sentiong yang jaraknya sekitar 2,4 km dari Wisma Atlet Kemayoran.

Baca:
Mantan Staf Ahok Bicara Kali Item, Ini yang Dibeberkan

Kelebihan bentuk padat, bakteri lama terurai sehingga masa tinggal bakteri bisa lebih panjang hingga 3 bulan. Namun bakteri memerlukan masa adaptasi untuk bereaksi aktif hingga 8 jam. “Kerja mikroorganisme dalam bentuk padat, diperkirakan setelah 8 jam baru aktif untuk memakan bakteri-bakteri air.”

Penebaran kedua dalam bentuk serbuk sebanyak puluhan karung di lokasi yang berjarak sekitar 1 km – 1,5 km dari Wisma Atlet. Kelebihannya adalah bakteri lebih cepat bereaksi daripada bentuk padat dengan masa tinggal bakteri hingga 1 bulan dan akan bereaksi 4 jam setelah penerapan.

Penebaran terakhir di lokasi dekat jaring, sekitar 300 meter dari Wisma Atlet. “Disebar dalam bentuk cair sebanyak 10.290 liter. Mikroorganisme ini akan bekerja aktif sekitar 1 jam setelah penerapan yang akan mengurangi bau tidak sedap Kali Sentiong, tetapi masa tinggal bakteri lebih singkat,” kata Bambang.

Baca:
7 Jurus Anies Baswedan Taklukkan Bau Kali Item

Cara bioremediasi ini bukan yang pertama dilakukan di Kali Item. Pemerintah DKI Jakarta menggandeng beberapa kelompok telah lebih dulu melakukannya setelah menutup kali dengan kain serta teknolog nano bubble tak banyak menolong.

BISNIS.COM

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

21 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

34 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

39 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

39 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya

Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

17 Februari 2024

Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.

Baca Selengkapnya

Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

30 Januari 2024

Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

Sikat rambut yang dipakai berkali-kali setiap hari bisa menjadi sarang bakteri, jamur, ketombe, dan minyak sehingga harus rutin dicuci.

Baca Selengkapnya