Sejumlah PKL berjualan di trotoar sekitar Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa, 17 Juli 2018. Banyak ditemukan PKL yang berjualan di depan Museum Mandiri dan sepanjang trotoar kawasan Kota Tua. TEMPO/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Kasi PPNS) dan Penindakan Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat Santoso mengimbau masyarakat tidak bertransaksi jual-beli di trotoar.
Santoso menjelaskan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) seperti di Tanah Abang karena pengaruh perilaku pembeli yang cenderung memilih membeli di trotoar dibandingkan di gedung yang telah difasilitasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Padahal area Pasar Tanah Abang Blok A hingga F masih cukup representatif untuk menjadi tempat jual-beli.
Santoso melanjutkan adanya kesadaran dari pembeli dan pedagang, pihaknya yakin praktik perdagangan di badan jalan atau pedestrian akan hilang.
"Kalau masyarakat melakukan gerakan kesadaran, maka nanti perlahan akan hilang sendirinya praktik jual-beli di trotoar itu," tambah Santoso.
Ia mengatakan selama ini pemerintah terus mengupayakan penyelenggaraan kenyamanan dan ketertiban, namun hal itu harus diimbangi dari masyarakat baik dari pelaku ekonomi maupun pembelinya. Simak : Mulai Besok Fasilitas Jemput Bandara Soekarno - Hatta Buka 24 Jam
Satpol PP Jakarta Pusat (Jakpus) menyatakan telah terjadi pengurangan kegiatan atau praktik pedagang kaki lima (PKL) hingga 10 persen selama Asian Games 2018.
"Selama Asian Games volume PKL yang terjaring mengalami penurunan hingga 10 persen," ujar Kepala Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Kasi PPNS) dan Penindakan Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) Jakpus, Santoso, di Jakarta, Kamis.