Penari tampil saat pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu, 18 Agustus 2018. INASGOC/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian anggaran uang operasional untuk siswa penari Ratoh Jaroe dan jenis tarian lainnya di pembukaan Asian Games 2018 digunakan untuk pembuatan jaket. Sempat dipertanyakan siswa, jaket tetap diproduksi dan telah dibagikan bersama sisa uang sebagai honor dan sertifikat pada Jumat 21 September 2018.
Juru bicara SMAN 6, Husniwati, mengatakan, pemberian jaket sebagai kenang-kenangan untuk 168 siswa yang terlibat memeriahkan pembukaan Asian Games 2018. "Kami buatkan mereka kenangan dalam bentuk baju latihan dan jaket Asian Games, supaya bermaknalah bagi anak-anak ini," kata Husniwati.
Husniwati tak menerangkan berapa besar anggaran untuk pengadaan jaket tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa Inasgoc mentransfer total sekitar Rp 520 juta untuk SMAN 6. Inasgoc, lanjut Husniwati, menyerahkan pengelolaan dana itu kepada manajemen sekolah.
Jaket merah memiliki tulisan Asian Games 2018 dan logo merah putih di bagian depan. Sedang tulisan INDONESIA ada di bagian punggung.
Seorang siswa Kelas XI mengungkapkan kalau pembuatan jaket memang telah disampaikan dalam sebuah pertemuan di aula sekolah sebelum Jumat. Saat itu kepala sekolah menjanjikan setiap siswa yang terlibat dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 uang apresiasi sebesar Rp 500 ribu dan jaket sebagai cindera mata senilai Rp 200 ribu.
Rincian uang dan jaket tersebut berubah setelah satu siswa mempertanyakan kualitas jaket yang akan diberikan. Sembari menutup tabel anggaran, sekolah lalu menaikkan uang apresiasi alias honor menjadi Rp 800 ribu per orang. “Dan jaket itu dianggap untuk hadiah siswa tidak lagi dihitung nilai Rp 200 ribunya,” ujarnya.