Pelayanan Mandek Pasca OTT KPK, Bupati Bekasi: Kita Juga Bingung

Senin, 15 Oktober 2018 16:48 WIB

Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, 2018. Instagram

TEMPO.CO, Bekasi - Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin mengatakan pelayanan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi menjadi mandek pasca ditangkapnya 10 pejabat dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Koruspsi (KPK) dalam perkara suap izin properti Meikarta.

Baca juga: 10 Pejabat Bekasi Kena OTT KPK, Begini Respon Bupati

"Iya, terus bagaimana dong. Kita juga bingung," ujar Neneng , Senin, 15 Oktober 2018. Meski begitu, Neneng akan berupaya sebisa mungkin agar instansi yang mengurusi perizinan dan proyek-proyek fisik berjalan semestinya.

"Tapi, kalau kondisinya begini, ya bagaimana ya," ujar Neneng. Menurut Neneng, dengan adanya kasus yang menjerat pejabat di dinas itu, maka secara otomatis berpengaruh terhadap proyek. Bahkan, bisa saja menjadi terbengkalai.

Neneng mengimbau agar instansi tersebut tetap bekerja meskipun dengan segala keterbatasannya. Tak hanya Dinas PUPR, instansinya meminta agar kasus tersebut tak menghentikan pelayanannya. "Semua SKPD harus bekerja lebih baik lagi," ujar Bupati dua periode itu.

Advertising
Advertising

Sampai saat ini Neneng mengaku belum mengetahui pasti siapa saja dari Dinas PUPR yang dicokok oleh KPK. Karena itu, sebagai kepala daerah, Neneng belum mengambil tindakan apapun di instansi tersebut. "Kita koordinasi dengan Sekda dan pejabat lain. Besok kita kongkow dulu dengan staf yang ada," ujar Neneng.

Koordinasi, menurut Neneng, untuk mengambil tindakan setelah diketahui ada jabatan yang kosong. Hal ini dilakukan agar program yang telah disusun tak terbengkalai. "Mencari pelaksana tugas (Plt) kan enggak gampang," ujar Neneng.

Baca juga: Sudah Ditolak, Ratna Sarumpaet Ngotot Ingin Tahanan Kota

KPK menangkap sedikitnya 10 orang baik pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi dan pihak swasta dalam operasti tangkap tangan (OTT). Komisi antirasuah itu menyita barang bukti uang tunai senilai Rp 1 miliar dalam bentuk dolar Singapura dan rupiah. Diduga kasus yang sedang ditangani terkait perizinan properti.

Usai penangkapan itu, sejumlah ruangan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bekasi disegel oleh KPK. Satu diantaranya adalah ruang Kepala Dinas yang dijabat oleh Jamaludin. Stiker bertulisan KPK dan garis pengaman warna merah menempel di sejumlah pintu dan jendela.

Dinas PUPR Kabupaten Bekasi yang pejabatnya ditangkap KPK merupakan dinas dengan alokasi anggaran terbesar dari APBD Kabupaten Bekasi. Tahun ini, dinas itu mendapatkan alokasi hingga Rp 1 triliun untuk proyek fisik seperti pembangunan jalan, saluran, dan gedung-gedung perkantoran. Dinas ini juga melayani perizinan tata ruang, termasuk untuk proyek pembangunan superblock Meikarta.

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

23 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya