Pencemaran Kali Bekasi, Air Berbusa dan Bau Ganggu Produksi PDAM

Kamis, 18 Oktober 2018 13:32 WIB

Air Sungai Rawatembaga, Bekasi berbusa dan berwarna hitam. Saluran itu merupakan pemasok bahan baku air bersih ke PDAM Bekasi. TEMPO/Adi Warsono

TEMPO.CO, BekasiPencemaran kembali terjadi di Kali Bekasi yang menggangu produksi air bersih PDAM Tirta Patriot milik Pemerintah Kota Bekasi. Sejak Kamis pagi, 18 Oktober 2018, air berbusa dengan aroma tidak sedap tercium di sepanjang sungai.

Baca juga: Ridwan Kamil Janji Atasi Pencemaran di Kali Bekasi

"Pengurangan produksi hampir 50 persen dari biasanya," kata juru bicara PDAM Tirta Patriot, Uci Indra Wijaya, Kamis, 18 Oktober 2018. Ia mengatakan, pengurangan produksi dimulai pukul 00.00 WIB, sampai dengan pukul 10.30, produksi air bersih untuk 31 ribu pelanggan belum normal.

Uci mengatakan, normalnya produksi air bersih di PDAM Tirta Patriot mencapai 550 liter per detik. Namun, karena ada gangguan produksi berkurang menjadi 320 liter per detik.

Menurut Uci, meskipun air baku tercemar berat, pihaknya memutuskan tidak menyetop produksi karena menyangkut pelayanan air bersih.

Advertising
Advertising

"Risikonya biaya produksi lebih besar, karena penggunaan kimia mengurai limbah," kata Uci.

Pencemaran di Kali Bekasi bukan kali ini saja, melainkan sudah sering terjadi. Berdasarkan pengamatan Tempo, warna air Kali Bekasi berubah menjadi hitam pekat, disertai munculnya buih layaknya salju yang menutup semua permukaan aliran sungai. Hal ini terjadi sejak Selasa pagi kemarin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Lutfi mengatakan, timnya kembali turun ke lapangan memeriksa kondisi pencemaran.

Simak juga: Pencemaran di Kali Bekasi Menjadi Perhatian Pemerintah Pusat

Ia mengatakan, hasil penyelidikan sementara bahwa pencemaran sudah terjadi sejak di perbatasan di wilayah Bantargebang. Artinya, kata dia, limbah masuk dari wilayah Bogor.

"Kami terus koordinasi, karena wilayah itu bukan kewenangan kami," kata Jumhana.

Ia mengatakan, butuh penanganan serius terhadap pencemaran di Kali Bekasi. Bukan hanya dilakukan oleh dua pemerintah daerah, melainkan pemerintah provinsi, dan pusat harus turun tangan. "Karena dibutuhkan biaya besar untuk restorasi," ujar Jumhana.

Berita terkait

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

9 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

15 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

27 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

31 hari lalu

5 Aktivis Lingkungan yang Dipidana Era Jokowi, Teranyar Daniel Frits

Sejumlah aktivis lingkungan diduga dipidana karena aksi mereka.

Baca Selengkapnya

Banjir Bekasi di Tengah Cuaca Terik, Warga: Tanggul-tanggul Diperbaiki, Itu Doang yang Kami Minta

41 hari lalu

Banjir Bekasi di Tengah Cuaca Terik, Warga: Tanggul-tanggul Diperbaiki, Itu Doang yang Kami Minta

Permukiman penduduk di bantaran Kali Bekasi terendam banjir pada Minggu, 24 Maret 2024. Ketinggian air ada yang mencapai dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

45 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

45 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Nengsih Hilang Tenggelam Saat Cari Rongsokan di Bantaran Kali Bekasi

1 Februari 2024

Nengsih Hilang Tenggelam Saat Cari Rongsokan di Bantaran Kali Bekasi

Nengsih, 32 tahun, hilang tenggelam di Kali Bekasi, wilayah Sukawangi, Kamis, 1 Februari 2024. Diduga terpeleset dan terjatuh saat mencari rongsokan.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Subang Tewaskan Dua Warga dan Timbun Sumber Air PDAM

8 Januari 2024

Tanah Longsor di Subang Tewaskan Dua Warga dan Timbun Sumber Air PDAM

Operasi pencarian korban longsor dinyatakan telah selesai dengan ditemukannya dua orang korban meninggal.

Baca Selengkapnya