TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berharap pemerintah tidak menggusur mereka secara mendadak. Mereka meminta waktu untuk mencari tempat berjualan di sekitar Stasiun Tanah Abang.

Baca: Anies Baswedan: Skybridge Tanah Abang Bakal Tampung 446 PKL

"Kami mau pindah. Tapi beri waktu dan jangan mendadak kami dipindahkan," kata Mutaqien, 57 tahun, penjual pakaian wanita, Ahad, 28 Oktober 2018. "Sampai sekarang belum ada informasi kapan trotoar disterilkan dari PKL."

Mutaqien adalah satu dari ratusan pedagang yang tidak mendapatkan lapak di Skybridge Tanah Abang. Jembatan layang multiguna tersebut rencananya bakal diresmikan akhir Oktober 2018. Sebelumnya, pemerintah telah melakukan soft launching pada 15 Oktober 2018.

Menurut Mutaqien, ia tahu pemerintah melarang pedagang berjualan di trotoar setelah skybridge diresmikan. Namun ia tetap berharap pemerintah memberikan solusi bagi pedagang yang tidak mendapatkan jatah lapak di skybridge. "Saya sudah dua tahun berjualan di sini. Saya harap pemerintah ada solusi agar saya tetap bisa berjualan," ujarnya.

Mulyadi, juga PKL di Jalan Jatibaru, menyampaikan harapan yang sama. Ia bakal mematuhi pemerintah untuk tidak berjualan di trotoar. "Tapi tetap harus pikirkan kami yang sudah lama berjualan," katanya. "Harapan kami bisa berjualan sampai akhir tahun ini, baru dipindahkan."

Skybridge Tanah Abang, yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dan Blok G mulai beroperasi pada 15 Oktober 2018. Sedangkan jembatan yang menghubungkan stasiun dengan Jalan Jatibaru Bengkel diharapkan rampung akhir bulan ini.

Baca: Anies Minta Ketua DPRD DKI Tak Menjelekkan Skybridge Tanah Abang

Gubernur Anies Baswedan mengatakan jembatan sepanjang 386,4 meter dan lebar 12,6 meter itu akan menampung 446 pedagang. Mereka merupakan PKL yang saat ini menempati tenda-tenda di sepanjang Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat.