Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri memeriksa jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang baru tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 1 November 2018. Hasil tes DNA korban Lion Air membutuhkan waktu sekitar 4-8 hari dari saat sampel diterima di laboratorium. REUTERS/Beawiharta
Jakarta - Dua kantong jenazah korban pesawat Lion Air jatuh tiba di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jumat sore, 2 November 2018, sekitar Pukul 16.40 WIB. Dua kantong tambahan itu menjadikan seluruhnya sudah 67 kantong yang datang dan harus diidentifikasi.
"Jenazah yang baru datang akan kami mulai identifikasinya besok," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati Komisaris Besar Edi Purnomo melalui pesan singkat.
Ia menuturkan tim Disaster Victim Investigation telah mengambil sampel deoxyribonucleic acid (DNA) dari 272 bagian tubuh korban. Potongan tubuh tersebut berasal dari 56 kantong jenazah. "Sampel DNA bagian tubuh sudah dibawa ke lab," ujarnya.
Sangeeta Suneja, ibu dari Bhavye Suneja, pilot pesawat Lion Air JT610 yang jatuh ke laut, bersiap berangkat ke Jakarta dari kediamannya di New Delhi, India, Senin, 29 Oktober 2018. Keluarga Bhavye Suneja datang ke Indonesia setelah kabar jatuhnya pesawat ini tersebar. REUTERS/Anushree Fadnavis
Selain itu, RS Polri Kramatjati juga telah menerima 212 orang anggota keluarga korban yang datang untuk kepentingan identifikasi para korban. Setelah diverifikasi jumlah tersebut berkurang menjadi 189 orang.
Dari 189 orang yang terverifikasi sebanyak 152 di antaranya telah diambil DNA. Sedangkan, 37 orang lainnya belum dilakukan tes DNA karena saat melapor tidak membawa anggota keluarga yang berikatan darah seperti hubungan anak dan orang tua.