Seorang penjual air bersih melintas di depan sejumlah rumah yang telah dicat oleh Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di lingkungan Danau Sunter di Sunter Jaya, Jakarta, 22 Maret 2018. REUTERS/Beawiharta
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan 43 persen penduduk Jakarta tak mendapatkan akses air bersih karen masalah pompa. Tidak ada penambahan pompa distribusi air bersih selama 12 tahun sehingga yang memiliki akses air bersih hanya 57 persen warga Jakarta.
"Ada problem 12 tahun DKI tidak menambah pompa air," kata Anies Baswedan di Hotel Redtop, Jakarta Pusat, Jumat 9 November 2018.
Anies berjanji akan menambah lebih banyak pompa distribusi air bersih dalam pipa tersebut. Namun dia juga menuturkan bahwa perlu ada investasi dan pengelolaan yang sesuai aturan. Dia merujuk kepada keputusan Mahkamah Agung bahwa Pemerintah DKI harus menghentikan swastanisasi air.
"Kami ingin apa pun regulasi yang ada, target atau misi untuk bisa memfasilitasi air bersih bagi seluruh penduduk akan kami jalankan," ucap Anies.
Rencana itu bakal tidak mudah karena DPRD DKI Jakarta mencoret rencana anggaran penyertaan modal daerah sebesar Rp 1,2 triliun untuk PAM Jaya pada 2019. Rencananya anggaran itu untuk pembangunan sua pusat produksi dan sisanya untuk penguatan jaringan, relokasi jaringan dan pengadaan air bersih di tujuh rusunawa.