Berkat Ratna Sarumpaet, Polisi Ungkap Penipuan Uang Raja Rp 23 T

Reporter

Adam Prireza

Editor

Ali Anwar

Senin, 12 November 2018 20:36 WIB

Tersangka kasus hoax Ratna Sarumpaet saat dibawa dari Rumah Tahanan Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan tambahan pada Kamis, 11 Oktober 2018. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menangkap empat orang tersangka penipuan dengan modus mengumpulkan dana dalam rangka pencairan uang senilai Rp 23 triliun milik raja-raja di Indonesia. Terungkapnya kasus ini berkat ocehan Ratna Sarumpaet, tersangka kasus berita bohong yang kini mendekam di tahanan Polda Metro Jaya.

Baca juga:Batang Singkong Jadi Jimat Kebal Komplotan Perampok Tangerang

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan empat tersangka HR, 39 tahun, DS (55), AS (58), dan RM (52) ditangkap pada 7 November 2018. “Pengungkapan kasus ini berawal dari pemeriksaan kasus Ibu RS,” kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin, 12 November 2018.

Saat diperiksa, kata Argo, Ratna Sarumpaet sempat menyebut nama DS dan RM. "Otomatis dari penyidik, karena DS dan RM disebut oleh Ibu RS, kami lakukan pemeriksaan," ujar Argo.

Dari situ, polisi mengetahui kalau Ratna Sarumpaet pernah bertemu dengan DS dan RM di salah satu hotel di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat itu, Ratna Sarumpaet hendak bercerita soal penganiayaan yang ia alami, namun belakangan diketahui hal itu bohong.

Advertising
Advertising

Argo menyebut Ratna Sarumpaet telah berkawan lama dengan DS dan RM. "Setelah kami dalami, kami periksa dan mengalir ternyata dia pernah melakukan penipuan," ucap Argo.

Argo menjelaskan, menurut DS, RM, HR, dan AS, menyebut ada uang milik raja-raja di Indonesia senilai Rp 23 triliun. Uang tersebut tersimpan di Bank HSBC dan ABN Ambro, sebuah bank di Belanda. Diperlukan sejumlah uang untuk dapat mencairkan uang tersebut.

Penipuan yang mereka lakukan, kata Argo, dalam rangka mengumpulkan dana tersebut. Dalam beraksi, masing-masing mengaku sebagai pegawai dari lembaga negara guna meyakinkan calon korban.

"D ini mengaku dari BIN, berpangkat Mayjen. Kemudian tersangka A mengaku sebagai pegawai PPATK dan tersangka R mengaku pegawai Istana Kepresidenan," kata Argo.

Baca juga: Ratna Sarumpaet: Pemblokiran Duit Raja Bisa Sampai Rp 1.000 T

Menurut Argo, Ratna Sarumpaet juga sempat menjadi korban penipuan para tersangka. Bahkan Ratna Sarumpaet sempat mengirimkan sejumlah uang untuk membantu pencairan dana milik raja itu.

Ratna Sarumpaet sebelumnya pernah menyinggung soal dana milik para raja-raja senilai Rp 23 triliun pada akhir September 2018. Ia menyebut dana itu diblokir oleh pemerintah dari rekening seorang warga bernama Ruben P.S. Marey. Ratna Sarumpaet mengatakan, Ruben merupakan satu dari tujuh keturunan raja yang ikut mendonasikan kekayaannya.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

7 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

9 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

16 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

20 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

2 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya