Turap yang longsor di RT05/05, Kelurahan Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat. Rabu, 7 Februari 2018 Tempo/Ade Ridwan
TEMPO.CO, Depok -Curah hujan yang tinggi sejak akhir Oktober membuat Kota Depok menjadi rawan terjadi tanah longsor di sejumlah bantaran sungai.
Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna menyampaikan bahwa peristiwa tanah longsor menjadi konsekuensi wilayah Depok yang dialiri banyak sungai. Terutama saat musim penghujan dengan curah hujan tinggi.
Menurut dia langkah antisipasi harus berupa kolaborasi kebijakan antara Pemkot Depok dengan pemerintah pusat. Untuk daerah aliran sungai menjadi kewenangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Kaitan dengan sungai salah satunya ada di BBWSCC.”
Kebijakan konkrit kata Pradi harus dikomunikasikan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Harapannya bisa dimasukkan dalam proyek strategis nasional. “Terutama daerah yang berada di bantaran sungai” paparnya.
Tujuh titik rawan longsor akibat curah hujan tinggi tersebut, yaitu Benda Kramat Bukit Cengkeh Cimanggis, Perumahan Mutiara Depok Sukmajaya, Tanah Baru Kali Cabang Tengah, Jalan Masjid At Taqwa Pondok Petir, Permata Regency Citayam, Jati Jajar simpang Depok, dan Pondok Jaya Cipayung.