Warga membersihkan puing-puing rumah yang hancur karena gelombang tsunami di Kampung Pasauran, Serang, Banten, Kamis, 27 Desember 2018. ANTARA/Asep Fathulrahman
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 20 korban tsunami Banten masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Desember 2018. Sedangkan total korban yang sebelumnya dirawat di tempat itu berjumlah 79 orang.
"Kemarin ada satu korban terakhir yang masuk ke RS Tarakan," kata Dokter RSUD Tarakan, Chandra Dewi. "Sekarang korban yang masih dirawat karena menderita patah tulang dan mendapat luka sobek yang cukup dalam."
Korban yang dibawa ke RSUD Tarakan adalah pegawai di rumah sakit itu dan keluarganya. Korban terakhir bernama Hasbani, juga karyawan RSUD Tarakan. Hasbani awalnya dirawat di RS Pandegelang. Setelah kondisinya stabil, ia baru dibawa ke ke RS Tarakan.
Menurut Chandra, ada satu lagi karyawan koperasi RS Tarakan yang masih berada di RS Pandegelang. "Namnya Fikri. Dia akan tetap dirawat di Pandegelang sampai kondisinya stabil dan pulih," ujarnya.
Karyawan RS Tarakan dan keluarga menggelar acara family gathering di Anyer saat tsunami Banten terjadi pada 22 Desember lalu. Dari 79 anggota rombongan yang menjadi korban, 27 diantaranya meninggal.