TEMPO.CO, Jakarta -Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan turut berduka atas kejadian tsunami Banten yang menerjang kawasan Provinsi Banten dan Lampung.
Sebabnya, enam warga Jakarta Selatan telah dilaporkan kepadanya meninggal dunia.
Baca : Tim Evakuasi Siapkan Anjing Pelacak Cari Korban Tsunami Banten
"Ada enam warga saya yang meninggal dunia. Mudah-mudahan tidak bertambah lagi," kata Marullah seusai menghadiri misa Natal di Gereja Santo Yohanes Penginjil di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Senin, 24 Desember 2018.
Namun, jika melihat kondisi saat ini, menurut dia, potensi warganya yang meninggal dunia mungkin bakal bertambah. Adapun korban yang meninggal dalam bencana ini berasal dari wilayah Gandaria Selatan, Pancoran, Jagakarsa, Pesanggerahan dan beberapa wilayah lainnya. "
"Saya sangat berduka. Total ada enam. Mudah-mudahan tidak bertambah lagi. Tapi saya melihat kondisi sekarang sepertinya ada yang bertambah lagi. Semoga yang lain ditemukan dalam keadaan selamat," ucap dia.
Pemerintah, kata dia, telah siap membantu untuk pengobatan dan memberikan layanan ambulan bagi para korban. Selain itu, pemerintah Jakarta Selatan juga menjamin untuk layanan penguburan bagi korban tsunami Banten dan Lampung, yang tinggal di wilayahnya. "Pemakaman kami jamin. Pengobatan juga akan diberikan sampai sembuh sesuai instruksi Gubernur DKI."
Simak juga :
Cerita Ustad Abror Dililit Kabel Listrik Saat Tsunami Selat Sunda
Tsunami Banten atau tsunami Selat Sunda menerjang kawasan pantai-pantai di Banten dan Lampung pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, korban tsunami Selat Sunda datang dari tiga wilayah yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Lampung Selatan.