Anies Mau Ambil Alih, Cerita Warga DKI Tak Punya Akses Air Bersih

Rabu, 13 Februari 2019 13:07 WIB

Warga antre mendapatkan air bersih yang berasal dari sumur milik tetangganya di Kawasan Palmerah, Jakarta, (2/9). ANTARA/ Dhoni Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah DKI mengambil alih pengelolaan air di Jakarta salah satuya didasarkan karena akses air bagi warga ibu kota masih rendah. Sampai saat ini, cakupan akses air bersih baru mencapai 59,4 persen, hanya naik 14,9 persen selama 20 tahun terakhir.

Kondisi tersebut agaknya tergambar dari warga RT 19 Kelurahan Muara Baru. Salah satu warganya, Nurrahman menceritakan kepada Tempo bahwa pipa air dan meteran yang dipasang oleh PT PAM Lyonaisse Jaya (Palyja) tak pernah mengeluarkan air.

Baca: Ambil Alih Pengelolaan Air Jakarta, Anies Serahkan Penuh ke Tim

“Setiap bulan orang PT Palyja datang ke rumah-rumah mengecek meteran. Padahal itu enggak gerak sama sekali. Setetes air pun belum pernah keluar,” kata Nurrahman pada Selasa, 12 Februari 2019. “Lima tahun lalu mereka juga ganti meteran air dengan yg baru. Tapi cuma ganti aja. Air tetap mati.”

Kondisi tersebut terjadi di seluruh rumah di RT itu. Warga setempat pun mencari jalan keluar dengan mengbor untuk mengambil air tanah. Lokasi tempat tinggal yang dekat pantai dan sungai membuat kualitas air di sana buruk. Warga hanya bisa menggali hingga 100 meter dan membuat filter swadaya sehingga air kuning yang agak berbau bisa relatif bening.

Advertising
Advertising

Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, Jakarta Utara dan Jakarta Barat menjadi dua wilayah yang minim akses air bersih. Di Jakarta Utara wilayahnya meliputi Koja, Papanggo, Kali Baru, Semper Timur, Cilincing, Marunda, Rorotan, dan Penjaringan. Sedangkan di Jakarta Barat meliputi Kapuk, Kamal, Tegal Alur, Duri Kosambi, Kembangan, Meruya dan Srengseng.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum DKI Jakarta saat jumpa pers mengenai penghentian swastanisasi air di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 11 Februari 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Yuliningsih, warga di sekitar Waduk Pluit juga kekurangan air bersih. Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk minum dan memasak, setiap hari ia harus membeli air senilai Rp 15 ribu. "Tak ada pilihan," kata dia.

Anggota Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum, Nila Ardhianie membenarkan lokasi-lokasi permukiman yang masih mengalami krisis air di Jakarta. Di wilayah-wilayah tersebut sama sekali belum ada jaringan air bersih. Tim ini dibentuk oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan swastanisasi air.

Selain itu, kata Nila, warga masih bergantung pada penjual air tanah yang kualitasnya buruk. “Ibu Kota dan ada perusahaan air besar beroperasi, tapi warganya masih sulit dapat air,” ujarnya.

Baca: Pengambilalihan Pengelolaan Air Jakarta, PAM Jaya Usulkan Hal Ini

Tim evaluasi juga membandingkan pengelolaan air bersih di Jakarta dengan Kota Surabaya. Pengelolaan air di ibu kota Jawa Timur itu berada di tangan badan usaha milik daerah. Cakupan air di kota tersebut sudah menembus angka 90 persen dengan harga Rp 2.900 per meter kubik. Sedangkan di Jakarta harga per meter kubiknya mencapai Rp 8.000.

Hingga berita ini ditulis, PT Palyja dan PT Aetra belum memberi konfirmasi tentang situasi cakupan air terutama di Penjaringan, Jakarta Utara. Akan tetapi, keduanya kompak menyatakan bahwa mereka menunggu ajakan diskusi dari PAM Jaya berkaitan dengan pengambilalihan pengelolaan air Jakarta.

Baca: Penyebab Anies Stop Swastanisasi dalam Pengelolaan Air di Jakarta

"Kami akan bekerja sama mendiskusikan dengan pihak PT PAM Jaya," kata juru bicara PT Palyja Ade Rifelino. Sedangkan Direktur Operasional Aetra Lintong Hutasoit mengatakan masih menunggu ajakan diskusi dan mempelajari solusi pengambilalihan pengelolaan air yang akan dilakukan pemerintah melalui langkah perdata.

Pemerintah DKI Jakarta memutuskan akan mengambil alih pengelolaan ar Jakarta dari Palyja dan Aetra melalui langkah perdata. Ada tiga opsi dalam mekanisme perdata itu, yakni membeli saham perusahaan swasta, pemutusan kontrak, dan mengambil alih sebagian Water Treatment Plan (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA). Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum menilai opsi terakhir adalah opsi paling aman untuk dijalankan pemerintah demi akses air bersih untuk warganya. PAM Jaya ditugaskan Anies untuk membahas Head of Agreement rencana tersebut.

Berita terkait

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

1 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

2 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

3 hari lalu

Bamsoet Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

3 hari lalu

Rangkuman Serba-serbi Pembubaran Timnas AMIN

Timnas AMIN dibubarkan pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

4 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

4 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

5 hari lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

Mantan capres nomor urut 01 Anies Baswedan menanggapi absennya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pembubaran Timnas Amin.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

5 hari lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya