Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin tiba untuk menonton debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 17 Februari 2019. ANTARA/Rivan Awal Lingga
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus calon wakil presiden Ma'ruf Amin menegur Ketua MUI DKI Jakarta terkait kegiatan Munajat 212 di Monas. Alasannya, MUI DKI diketahui turut memelopori penyelenggara doa bersama yang ditengarai bernuansa politis tersebut.
Ma'ruf menyatakan, lembaga MUI tidak boleh digunakan sebagai kendaraan politik. "MUI DKI jangan menggunakan MUI sebagai kendaraan politik, itu menyimpang dari kesepakatan," kata Ma'ruf di Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.
Menurut Ma'ruf, acara munajat tidak masalah, asalkan tidak ada upaya menjadikan MUI sebagai kendaraan politik. Dalam posisi sebagai cawapres, kata Ma’ruf, ia tidak pernah menggunakan MUI sebagai kendaraan berpolitik. "Saya ini Ketua Umum MUI, saya cawapres, tapi saya tidak mau menggunakan MUI sebagai kendaraan politik saya, MUI biar independen, tidak boleh digunakan," kata dia.
Ma'ruf menekankan, aksi 212 untuk membela fatwa yang dibuatnya sudah selesai. "Yang membuat fatwa saya, yang dibela fatwa yang saya buat. Sudah selesai penegakan hukumnya,” katanya. “Tapi kalau untuk bermunajat, bersilaturahmi, tidak ada masalah, yang penting jangan 212 dijadikan kendaraan politik."