Penjelasan Anies Baswedan Soal Cawagub DKI Harus Diteken 8 Orang

Senin, 25 Februari 2019 19:01 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sambutan saat menghadiri festival pecinan Cap Go Meh 2019 di kawasan Petak Sembilan Glodok, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019. Dalam sambutannya, Anies berharap perayaan budaya pecinan tersebut dapat dikembangkan. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mensyaratkan penyerahan nama calon wakil gubernur kepada dirinya harus diteken oleh 8 orang. Maksudnya, cawagub tersebut ia anggap disepakati secara bulat apabila ditandatangani oleh pimpinan Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS yang jumlahnya sebanyak delapan orang.

Baca: Soal Cawagub DKI, PKS-Gerindra Sempat Serahkan ke Prabowo

Perinciannya, dua tanda tangan dari tiap jenjang pengurus dewan pimpinan daerah dan dewan pimpinan pusat masing-masing partai. Sampai dengan Jumat pekan lalu, jumlah tanda tangan yang terkumpul baru empat orang. Sehingga masih membutuhkan persetujuan empat orang lagi agar nama calon wakil gubernur sampai kepadanya.

Namun, sampai Senin siang, 25 Februari 2019, Anies mengaku belum menerima surat rekomendasi calon Wakil Gubernur DKI yang akan menggantikan Sandiaga Uno. "Mereka memang berencana menyerahkan suratnya, tapi ketika diserahkan harus disertakan delapan tanda tangan," kata Anies, Senin, 25 Februari 2019.

Menurut Anies, proses penyerahan nama calon wakil gubernur tidak sulit. Apabila usulan dari partai pengusung yaitu Gerinda dan PKS sudah disepakati dan diserahkan, ia tinggal membuat surat ke DPRD DKI. "Surat pengantar dari gubernur untuk Dewan sudah siap, tinggal mengisi nama lalu dikirim," kata Anies.

Sebelumnya Ketua Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menyatakan, kedua partai bakal menyerahkan surat ke Gubernur DKI Anies Baswedan pada Senin, 25 Februari 2019 pukul 10.00 WIB. Surat itu berisi dua nama calon wakil gubernur yang disepakati dua partai pengusung.

Dua nama yang tercatat dalam surat tersebut adalah Sekretaris PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Keduanya telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test. Peserta uji kelayakan ada tiga, yakni Agung Yulianto, Ahmad Syaikhu, dan Ketua Fraksi PKS di DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi.

Menurut Taufik, Suhaimi dianggap tak mampu menjalani tugas sebagai pendamping Anies. Suhaimi tidak mempersoalkan dirinya dianggap tidak mampu. "Kalau saya tidak masuk, tidak akan menggelinding awal. Maka saya masuk biar menggelinding itu," kata Suhaimi.

Di tempat terpisah, Ketua PKS DKI Jakarta, Sakhir Purnomo, mengatakan penentuan akhir dua nama calon wakil gubernur masih dibahas bersama pimpinan Gerindra DKI Jakarta, setelah menerima hasil uji kelayakan dan kepatutan. Dua nama yang direkomendasikan oleh tim panelis untuk mendampingi Anies Baswedan, kata dia, masih dalam pembahasan PKS dan Gerindra DKI.

Advertising
Advertising

ANTARA

Berita terkait

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

1 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

2 jam lalu

Alasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo

Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.

Baca Selengkapnya

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

4 jam lalu

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

4 jam lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

7 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

13 jam lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

13 jam lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

16 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

17 jam lalu

Gerindra Ungkap Ada Pihak Klaim Kerja Relawan Ingin Dapat Jabatan: Toxic yang Sesungguhnya

Kata Gerindra soal politik toksik.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

1 hari lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya