Ini Kisah WNI Korban Pesawat Jatuh di Etiopia

Senin, 11 Maret 2019 22:16 WIB

Sejumlah sepatu terlihat di lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302, dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia, Ahad, 10 Maret 2019. Penumpang pesawat ini berasal dari 35 negara, dan dikabarkan seorang WNI tercatat sebagai penumpang. REUTERS/Tiksa Negeri

TEMPO.CO, Jakarta - Harina Hafitz, 60, sempat berkumpul dengan dua adiknya sebelum menjadi korban kecelakaan pesawat jatuh Ethiopian Airlines, pada Minggu pagi lalu waktu setempat. Harina dalam penerbangan dari Addis Ababa, Ethiopia, menuju Nairobi, Kenya, ketika pesawat itu jatuh terempas ke bumi bersama seluruh 157 orang penumpang dan awaknya.

"Bertiga ketemu, dia senang banget," kata Hari Lutfi Hafitz, adik Harina, saat ditemui di rumah duka di Jalan Dempo Nomor 20A, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam, 11 Maret 2019.

Hari menerangkan, pertemuan itu dilakukan di Roma, Italia, lokasi domisili Harina. Di negeri itu Harina tinggal bersama suaminya warga setempat dan dua anak. Pertemuan kakak beradik itu juga ditambahkan aktivitas jalan-jalan ke Firenze, masih di wilayah Italia.

Harina disebutkan hari bertemu dengan dua adiknya yang lain yakni Andi dan Linda. Hari lalu memperlihatkan foto-foto mereka yang menyunggingkan senyum. "Saya tidak ikut karena belum lama bertemu juga di Italia," kata Hari.

Usai pertemuan itu diketahui kalau Harina terbang dari Addis Ababa, Ethiopia, menuju Nairobi, Kenya. Satu adiknya yakni Linda yang rencananya kembali ke Jakarta membatalkan penerbangannya karena berita duka sang kakak sulung.

Hari mengutarakan, kakaknya itu telah 'berpetualang' ke berbagai negara selama sekitar 40 tahun. Harina awalnya bekerja sebagai travel agent. Dia kemudian mengabdikan diri bekerja di Program Pangan Dunia (WFP) untuk PBB.

Suasana pengajian di rumah Harina Hafitz, korban kecelakaan pesawat jatuh Ethiopian Airlines. Pengajian digelar di sebuah rumah, Jalan Dempo Nomor 20A, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin malam, 11 Maret 2019. TEMPO/Lani Diana

Harina merupakan satu dari tujuh staf WFP yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines tersebut. Bertujuh mereka rencananya akan menghadiri konferensi United Nations Environment Assembly (UNEA) yang diselenggarakan di Kenya pada 11-15 Maret 2019.

Kedutaan Besar Indonesia di Roma bersama perwakilan PBB telah mengabarkan kecelakaan pesawat jatuh itu kepada suami Harina di Italia. Sedang malam ini, perwakilan WFP Indonesia menyambangi rumah Harina di Jakarta membawa serta karangan bunga tanda berduka. Sekitar pukul 19.09 WIB, keluarga Harina menggelar pengajian.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

11 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

4 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya