PAL Jaya: Pencemaran Air di DKI oleh Bakteri E.Coli Sudah Parah

Kamis, 21 Maret 2019 14:32 WIB

Aktifitas di bantaran kali Ciliwung, Jakarta, Minggu (21/3). Menurut Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), tingkat pencemaran air tanah oleh bakteri Eschericia-coli di Jakarta mencapai angka 65 hingga 93 persen. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Jakarta Raya atau PD PAL Jaya mencatat lebih dari 500 ribu warga Ibu Kota masih buang air besar sembarangan seperti di sungai atau tempat mandi cuci kakus (MCK) yang tak layak. Angka tersebut turut menyumbang semakin tingginya pencemaran air oleh bakteri e-coli di Jakarta yang sudah menembus 10.000 dari batas normal 3.000 bakteri per 100 cc air.

"Kondisinya memang memprihatinkan di kota besar seperti Jakarta ini. Dan mereka tersebar wilayahnya. Jadi memang kami akhirnya harus membantu ke tingkatan paling kecil seperti RW atau rumah,” kata Direktur Utama PD PAL Jaya, Subekti pada Rabu, 20 Maret 2019.

Baca: Pencemaran Koli Tinja, Anies Baswedan Janji Tambah IPAL Komunal

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, tingkat pencemaran air bersih oleh limbah air hitam atau kotoran manusia terus meningkat. Indeks pencemaran air dengan kategori tercemar berat meningkat dari 32 persen pada 2014 menjadi 61 persen pada 2017.

Sumber pencemaran tersebut terdiri dari 72,7 persen berasal dari air tinja, air mandi dan cuci; 17,3 persen limbah perkantoran; dan limbah industri sebanyak 9,9 persen.

Advertising
Advertising

Menurut Subekti, PD PAL Jaya mulai menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memperbaiki sistem sanitasi terutama MCK warga Jakarta sejak 2018. Program ini dilanjutkan pada tahun ini dengan target merevitalisasi dan membangun MCK layak di tujuh lokasi. PD Pal Jaya telah menuntaskan perbaikan dan pembangunan MCK Komunal di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Februari 2019.

Toilet milik warga yang berada di sepanjang sungai Citarum sebelum memasuki Laut Jawa di sebelah barat laut Muara Gembong, Jawa Barat, 22 Februari 2018. REUTERS/Darren Whiteside

Enam lokasi lainnya adalah Kelurahan Pulo Gadung, Kelurahan Sunter Agung, Kelurahan Pasar Senen, Kelurahan Kwitang, Kelurahan Ujung Menteng, dan Kelurahan Pisangan Timur. Akan tetapi PD PAL Jaya kemudian membatalkan pendanaan di Pulo Gadung karena masyarakat setempat menolak syarat revitalisasi MCK. Perusahaan milik daerah tersebut kemudian menjajaki lokasi baru di Kelurahan Pulomas.

“Syaratnya MCK harus dibangun dengan Biopal. Tak boleh hanya ditanam dengan beton tapi rembes di bagian bawah ke arah air tanah,” kata Corporate Secretary PD Pal Jaya, Mala Ramadhona.

Menurut Mala, warga di Pulo Gadung ingin bertahan menggunakan septic tank konvensional. "Kami tak mau karena itu tak membantu mengurangi pencemaran air," kata dia.

Baca: DKI akan Bangun 10 IPAL Komunal di Kali Sentiong

Menurut Ramadhona, PD PAL Jaya hanya bersedia membiayai renovasi atau pembangunan di daerah yang masyarakatnya sepakat memiliki MCK yang layak. Ia mengklaim, daerah-daerah yang masih belum terjangkau pipa-pipa Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) harus bersedia menanam biopal sebagai tempat penampungan tinja sementara. PD Pal Jaya secara periodik akan membawa biopal tersebut ke tempat pengolahan air limbah.

Mala memaparkan bahwa MCK tak layak bukan hanya yang memakai septic tank konvensional. Namun beberapa wilayah seperti di Sunter Agung dan Ujung Menteng, masyarakat masih buang air langsung ke kali. “Pemerintah sudah membongkar beberapa kali. Tapi tetep saja dibangun lagi,” kata dia.

Tak hanya di pemukiman, persoalan limbah tinja sempat menjadi polemik saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegur 28 dari 77 pemilik gedung di sepanjang ruas Jalan MH Thamrin. Pemprov DKI Jakarta saat itu menemukan 28 perkantoran tersebut memakai sanitasi dengan penanaman septic tank konvensional.

Padahal seluruh ruas utama Jalan Sudirman-Thamrin harus memiliki sistem IPAL sendiri. “Untuk tingkat rumah pun sekarang kita berupaya supaya tak bisa hanya pakai septic tank,” kata Anies.

Berita terkait

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

9 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

9 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

18 hari lalu

Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

Jangan malu dan sungkan bila tiba-tiba kebelet BAB ketika sedang belanja. Pakar menjelaskan fenomena tersebut.

Baca Selengkapnya

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

19 hari lalu

Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall

Baca Selengkapnya

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

41 hari lalu

CCE 3.0 GoTo Impact Foundation bakal Digelar di 4 Lokasi, Belitung hingga Lombok Tengah

GoTo Impact Foundation meluncurkan program Catalyst Changemakers Ecosystem atau CCE 3.0 dengan tema Lokal Berdaya.

Baca Selengkapnya

Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

45 hari lalu

Peneliti Undip dan Warga Kabupaten Grobogran Hasilkan Biogas dari Limbah Tahu dan Ternak

Peneliti Undip dan UKM Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, membuat biogas dari olahan limbah tahu dan ternak sapi. Bisa digunakan untuk kelistrikan.

Baca Selengkapnya

Viral Mobil Tinja Buang Muatan dari Atas Jembatan ke Sungai Cisadane di Bogor, Ternyata Air Lumpur

45 hari lalu

Viral Mobil Tinja Buang Muatan dari Atas Jembatan ke Sungai Cisadane di Bogor, Ternyata Air Lumpur

Kontraktor Perumda Tirta Pakuan jelaskan kenapa angkut limbah pakai mobil tinja. Termasuk sudah izin aparat setempat untuk buang ke Sungai Cisadane.

Baca Selengkapnya

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

27 Februari 2024

PT Bioklin Teknologi Cemerlang Solusi Pengelolaan Limbah yang Inovatif, Efisien, dan Ramah Lingkungan

Perusahaan ini bertekad untuk memperkenalkan teknologi yang memungkinkan pengolahan limbah secara efektif tanpa merusak lingkungan

Baca Selengkapnya

Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

22 Februari 2024

Telan Biaya Rp 1,2 Triliun, Ini Profil SPAL-DT Makassar yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi menekankan pentingnya SPAL-DT untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan. Berikut profil SPAL-DT Makassar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

22 Februari 2024

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Makassar

Presiden Jokowi menekankan pentingnya perangkat ini untuk mengelola limbah cair agar ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya