KAI Minta Bantuan Ahli ITB Lindungi KRL dari Sambaran Petir
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 6 April 2019 22:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan meminta bantuan ahli-ahli petir dari ITB untuk mencari solusi serangan petir pada kereta api. Serangan atau sambaran petir kerap membuat masalah pada operasional kereta rel listrik komuter atau KRL Jabodetabek.
Baca:
Evakuasi KRL Mogok Tersambar Petir di Jalur Serpong, Dua Rangkaian Harus Dievakuasi
“Selasa ini langsung rapat, memberitahu ini kasusnya, apa yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi petir ini," kata Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, di Stasiun Bandung, Jumat 5 April 2019.
Edi mengatakan, persatuan ahli petir mempunyai riset peta daerah petir di Indonesia. Dalam peta itu diyakininya Jabodetabek termasuk daerah petir paling berat di dunia. Begitu beratnya hingga operasional KRL bisa dan bolak-balik terdampak.
Padahal setiap rangkaian KRL disebutkannya telah dilengkapi penangkal petir. "Namun kalah itu dengan kekuatan (petir) yang besar sekali,” kata Edi.
Baca juga:
Kaca KRL Retak Akibat Lemparan Batu di Kebayoran Lama
Edi mengatakan, kebanyakan sambaran petir yang mengganggu kereta api berada di seputaran Jabodetabek. Dia menunjuk contoh kasus terbaru di Bekasi. Ada juga yang terjadi di Tangerang Selatan pada awal pekan ini. Masing-masing langsung menyebabkan penumpukan penumpang sangat besar.
“Pakar ini punya daerah, punya petanya. Kami akan minta advis untuk menanggulangi ini. Saya yakinkan, ini pasti harus ada solusi,” kata Edi.
Direktur Komersial PT KAI, Dody Budiawan mengatakan, daerah lintasan kereta di Sawangan yang terhitung sering terkendala akibat sambaran petir. “Sawangan itu luar biasa. Sudah petirnya intensitasnya tinggi, frekuensinya sering di situ,” kata dia, Jumat 5 April 2019.
Baca juga:
Hari Pertama KRL Berbayar, Penumpang Tinggalkan Transjakarta dan KRL
Sebelumnya sambaran petir sempat mengakibatkan KRL KA 2008 tujuan Tanah Abang-Maja dan KA 2010 tujuan Tanah Abang-Parung Panjang mogok pada 1 April 2019 lalu. Seperti yang pernah terjadi, petir menyambar sistem Listrik Aliran Atas (LAA) yang menjadi sumber penyuplai energi KRL.