Jokowi Menang Tipis dari Prabowo di Panti Disabilitas Mental

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Ali Anwar

Rabu, 17 April 2019 16:33 WIB

Warga binaan penyandang disabilitas mental di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1, Cengkareng, Jakarta Barat usai mencoblos dalam Pemilu 2019, Rabu, 17 April 2019. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dan wakil presiden nomor 01 Jokowi-Ma'ruf Amin menang tujuh angka dari pasangan nomor dua Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di tiga tempat pemungutan suara (TPS) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa I Cengkareng, Jakarta Barat. Penghitungan suara capres-cawapres oleh para pemilih yang disabilitas mental itu berlangsung sekitar satu jam.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Pemilu di Rutan Polda Metro, Siapa Pilihannya?

"Kita mulai hitung jam 13.00 teng," ujar Ketua Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 223 di Panti, Sulthan Iqbal Syahreza, Rabu, 17 April 2019.

Dari pantauan Tempo, penghitungan suara capres-cawapres selesai sekitar pukul 14.10. Pemungutan suara sendiri sudah selesai semua pukul 11.00.

Jumlah warga binaan Panti yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) di tiga TPS di Panti sebanyak 492 orang. Namun yang menggunakan haknya hanya 489 orang. "Mungkin ada yang sudah dipulangkan," kata Syahreza.

Advertising
Advertising

Jika ditotal dari tiga TPS yakni 221, 222 dan 223, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 208 suara. Sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat 201 suara. Total suara tidak sah, 80 lembar.

Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Maria Margaretha mengatakan para penyandang disabilitas mental di sana sudah diperiksa oleh dokter spesialis kedokteran jiwa (SpKJ) satu per satu sebelum diizinkan untuk memilih.

"Kita punya warga binaan 834 orang, tapi yang lolos di DPT (daftar pemilih tetap) 492," kata dia di lokasi, Rabu, 17 April 2019.

Maria berujar, warga binaan panti yang lolos sebagai DPT terdiri dari 328 laki-laki dan 164 perempuan. Di sana, para penyandang disabilitas menghuni enam wisma. Masing-masing wisma memiliki lima pendamping atau biasa disebut penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP).

Maria menuturkan, saat pencoblosan tadi, pemilih disabilitas mental harus didampingi oleh PJLP yang sehari-hari merawat. Jika di dampingi oleh orang asing, warga binaan tidak akan menurut untuk memilih. "Misalnya saya ini, gak mau dia ngikutin," kata Maria.

Maria mengatakan, selama pemilihan tadi, para pendamping juga harus menjaga emosi pemilih disabilitas agar tetap stabil atau tidak marah-marah. Salah satu caranya, seperti yang dilakukan Maria juga, adalah memberikan reward berupa permen.

Baca juga: Bawaslu Sita Amplop Isi Uang dari Rumah Ketua Gerindra Jakarta

Setelah memilih, para penyandang disabilitas mental dikasih permen. "Atau sambil nunggu kasih permen. Kalau terlalu lama menunggu kasihan, mereka bisa marah," kata pemilik gelar dokter gigi itu.

Berita terkait

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 menit lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

28 menit lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

3 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

4 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

4 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

5 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

6 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

7 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

7 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya