May Day, Buruh Merangsek Hendak ke Istana, Polisi Mengadang

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Ali Anwar

Rabu, 1 Mei 2019 14:13 WIB

Massa buruh yang ingin menuju Istana Negara berhadap-hadapan dengan petugas kepolisian saat May Day, Rabu, 1 Mei 2019. Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Presiden Joko Widodo. TEMPO/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Buruh atau May Day di Jakarta sempat memanas. Kericuhan terjadi antara massa buruh yang merangsek untuk menuju Istana Negara di kawasan Tosari, Jakarta Pusat, Rabu, 1 Mei 2019. Kericuhan terjadi lantaran polisi tetap menahan massa yang ingin melewati Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara.

Baca juga: May Day, Prabowo Disambut Yel-yel Presiden

Pantauan Tempo buruh terus mendorong polisi untuk merangsek menuju Bundaran HI. Polisi dengan tameng terus mempertahankan massa agar tidak masuk ke barikade mereka. Sejumlah pagar pembatas besi di separator Jalan Transjakarta roboh karena terdorong massa.

Aksi saling dorong tersebut hanya terjadi beberapa menit. Koordinator massa langsung membendung massa yang mulai merangsek masuk.

Melalui pengeras suara, koordinator meminta massa buruh tidak terpancing dan membuat kerusuhan. Menurut dia, koordinator aksi telah mengirim utusan untuk berkomunikasi dengan polisi agar dibolehkan menuju Istana Negara.

Advertising
Advertising

"Saat ini sudah 25 menit tim bernegosiasi, kita tunggu hasilnya."

Ketua Umum KPBI Ilham Sah mengatakan bakal tetap jalan menuju Istana Negara untuk menyampaikan aspiasi di May Day 2019. "Polisi masih menghalangi. Kami akan tetap jalan," kata Ilham saat ditemui.

Ia menuturkan telah berusaha berkoordinasi kepada pihak kepolisian agar dibolehkan jalan melewati Bundaran Hotel Indonesia untuk menuju Istana Negara. Menurut dia, semestinya polisi tidak boleh menghadang massa aksi untuk menuju Istana. "Kami akan melakukan aksi damai," ucapnya.

Ilham menyatakan tidak mau memperingati May Day di Senayan seperti arahan petugas karena ingin langsung bertemu presiden Joko Widodo. Menurut dia, Istana merupakan simbol tertinggi dalam membuat kebijakan. "Ini malah kami dihambat."

Baca juga: May Day, Buruh Tunggu Jokowi di Patung Kuda

Ia menuturkan bakal menyampaikan aspirasi melalui May Day terkait dengan perlindungan negara terhadap kaum buruh dan kebebasan berserikat. "Kami juga menuntut upah layak dan diperlakukan manusiawi."

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

2 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

3 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

4 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

14 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

14 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

14 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

16 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya