Kyai Tubagus Muhammad Tamyiz menunjukkan Alquran mini bertinta emas di Masjid Jami Daarussalaam, Pasir Jambu, Kabupaten Bogor, Rabu, 8 Mei 2019. Alquran mini dengan ukuran 10 mm x 10 mm tersebut seluruh aksaranya ditulis tangan menggunakan tinta emas serta ditulis di atas lembaran kulit kayu, dan merupakan barang bersejarah peninggalan Pangeran Wijaya Kusuma di zaman kolonial Belanda. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
TEMPO.CO, Bogor - Meski sudah berusia 500 tahun, Alquran terkecil di dunia yang ada di Masjid Jami Darussalam, Desa Pasir Jambu, Kabupaten Bogor, masih utuh dan bisa dibaca dengan kaca pembesar.
Padahal pemilik Alquran berukuran 10mm X 10mm itu tidak menyimpan dan merawatnya secara khusus. H. Tubagus Muhammad Tamyiz, pemilik Alquran terkecil itu, hanya membungkusnya menggunakan kain kafan dan menyimpannya dalam tas kecil.
"Alquran ini merupakan pemberian dari ayah saya, dan Alquran ini sudah turun temurun dari kakek saya," kata Tamyiz di Bogor, Senin.
Menurut pemilik Pesantren Al Mizan yersebut, Alquran ini adalah benda sejarah peninggalan Pangeran Wijaya Kusuma, yang juga pahlawan dan anak Sunan Gunung Jati.
Sepengetahuan Tamyiz, Alquran berukuran sekecil itu hanya ada tujuh di dunia. Salah satunya yang dia simpan. "Selain ukurannya yang kecil, tintanya juga (khusus), ditulis pakai tinta emas," katanya.
Tamyiz mengatakan bahwa sudah banyak orang yang hendak membeli Alquran itu. Tak hanya dari dalam negeri, peminat Alquran langka itu juga banyak yang dapat dari luar negeri. Namun dia tidak mau menjualnya. "Yang nawar udah banyak banget, terakhir sampai ratusan juta dah, tapi saya tetap enggak mau jual, karena uang yang disebutin itu udah pernah saya punya," katanya.