Demo 22 Mei, Sejumlah Karyawan Menghindar dan Pilih Libur

Reporter

Tempo.co

Rabu, 22 Mei 2019 07:00 WIB

Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat membubarkan diri seusai melakukan aksi demo di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa, 21 Mei 2019. Koordinator lapangan Aksi 22 Mei atau Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR), Jumhur Hidayat, meminta massa unjuk rasa pulang. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana demo 22 Mei hari ini dan yang sudah dilakukan kemarin, 21 Mei, oleh massa kelompok pendukung capres Prabowo Subianto terbukti membuat resah masyarakat lainnya. Ini setidaknya terekam dalam wawancara Tempo dengan sejumlah warga Jakarta, Selasa 21 Mei 2019.

Baca:
Demo 22 Mei, Karyawati Plaza Indonesia Khawarir Tragedi 1998 Terulang

Sebagian dari mereka bahkan memilih menghindar dari lokasi demonstrasi. Di antaranya memang ada yang diliburkan perusahaan tempatnya bekerja. "Setahu saya semua masyarakat sudah sepakat mengamankan diri," ujar Rara, 25 tahun, seorang pekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berkantor di kawasan Sudirman-Thamrin.

Dia dibebaskan untuk bekerja dari rumah khusus hari ini. Dia menerima sembari menyesalkan adanya demonstrasi yang menyatakan tidak bersedia menerima hasil pemilu presiden tersebut. "Saya tidak setuju dengan demo 22 Mei."

Airin, karyawati sebuah bank di kawasan yang sama, juga mengungkap diliburkan pada hari ini, 22 Mei 2019. "Resah dong, enggak setuju banget ada demo-demo, buat apa coba? Malah bikin khawatir dan jadi pada takut kemana-mana," katanya.

Advertising
Advertising

Baca:
Massa Pendukung Prabowo di Bawaslu: Hari Ini Cukup, Besok Lagi!

Anto, 41, seorang sopir taksi online asal Tangerang, mengaku tak merasakan cemas yang sama. Hanya saja, dia menerima pesan agar ekstra hati-hati dari teman dan kerabat. "Disuruh teman-teman hati-hati karena Jakarta sedang tegang," katanya.

Sariyem, 62 tahun, seorang petugas kebersihan di Polda Metro Jaya, juga tak gubris. Warga Palmerah, Jakarta Barat, lebih mengkhawatirkan jam pulang yang menjadi sangat terlambat. Dia juga menyatakan merasa lebih aman berada di lingkungan tempatnya bekerja.

Baca:
Ada Demo 22 Mei, Summarecon Mal Kelapa Gading Pertimbangkan Ini

"Setiap ada demo saya di sini (Polda Metro Jaya) dari pagi pulang jam sembilan malam, jadi Demo 22 Mei sudah biasa namanya juga di tengah-tengah pasti dikepung demo," ujarnya.

MUH HALWI

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

3 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

3 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

3 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

7 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

7 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

8 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

11 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

11 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya