BBM Dinilai Picu Kanker dan Paru-paru Basah di Jakarta

Senin, 17 Juni 2019 12:04 WIB

Petugas kepolisian mengecek mesin pompa bensin saat rilis penipuan mesin pompa BBM di SPBU 34-12305, Jalan Pahlawan Rempoa, Ciputat, 6 Juni 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan tingginya kadar belerang dalam bahan bakar minyak atau BBM berdampak pada pencemaran udara di DKI Jakarta. Pembakaran yang tidak sempurna memicu terbentuknya emisi berupa senyawa kimia seperti nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), dan hidrokarbon (HC).

Ahmad menjelaskan, senyawa NOx tadi dapat memicu flek di paru-paru, khususnya menyerang anak kecil. Alhasil, anak kecil rentan terkena paru-paru basah alias pneunomia ketika menghirup udara yang mengandung NOx dari pembakaran BBM.

"Karbon monoksida mematikan. Coba berdiri di pinggir jalan setengah jam pasti lemas meskipun tempat itu teduh," kata Ahmad saat dihubungi Tempo, Senin, 17 Juni 2019.

Ahmad menceritakan proses awal tingginya kadar belerang dalam BBM di Jakarta khususnya untuk premium dan solar. Menurut dia, dua jenis BBM itu mengandung kadar belerang yang tinggi. Kadar belerang dalam premium dengan oktan 88 sebesar 200 PPM, sedangkan solar 2 ribu PPM.

Tingginya kadar belerang memicu kemunculan partikel debu dan sulfur dioksida. Kandungan sulfur dioksida yang tinggi otomatis menyebabkan ruang pembakaran mesin kendaraan kotor, sehingga pembakaran tidak sempurna.

Ahmad melanjutkan pembakaran yang tak sempurna bakal membuat penggunaan BBM boros 10-20 persen. Tapi yang terpenting adalah menyebabkan tingginya kandungan NOx, CO, dan HC yang menyebar di udara. "Kalau hidrokarbon itu yang memicu kanker. Jadi jangan salahkan kalau kanker juga meningkat, seperti Bu Ani (isteri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono)," ucapnya.

Dia mengungkapkan bahwa negara lain telah menerapkan kebijakan kadar belerang dalam BBM maksimum 50 PPM, semisal Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Teknologi mesin kendaraan termutakhir pun hanya bisa disuplai bahan bakar dengan besaran belerang maksimum 50 PPM. Jika tidak, menurut dia, kendaraan mesin cepat rusak.

Walau begitu standar internasional menganjurkan dunia memproduksi BBM dengan tingkat belerang maksimum 10 PPM. "Pemerintah kita tidak segera mengadopsi karena kami menduga pemerintah dan pertamina di-drive oleh oil trader," tutur Ahmad.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyebut bahwa residu hasil pembakaran BBM di Jakarta menjadi sumber utama pencemaran udara. Sebanyak 80 persen kendaraan yang menggunakan BBM berjenis solar mondar-mandir dari Jabodetabek ke Ibu Kota.

Menurut Andono, kualitas BBM di Jakarta mempengaruhi besarnya pencemaran udara di Jakarta. Pembakaran premium dan solar justru menghasilkan residu dengan kandungan sulfur atau belerang yang tinggi. BBM dalam negeri berkualitas paling baik dimulai dari Pertamax.

LANI DIANA

Berita terkait

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

4 jam lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

1 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

3 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

4 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

4 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

5 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

5 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya