Tiga Cara BPPT Menciptakan Hujan Buatan Penghalau Polusi Jakarta

Jumat, 5 Juli 2019 15:37 WIB

Sebuah lampu merah terlihat diselimuti kabut dan asap polusi di Jakarta, 27 Juli 2018. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan 3 cara menciptakan hujan buatan untuk menghalau polusi udara Jakarta.

Baca: Atasi Polusi Udara Jakarta, Anies Setuju Hujan Buatan Juli Ini

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto menyatakan, tiga skenario modifikasi cuaca itu akan dipilih sesuai kondisi cuaca pada bulan ini.

"Pertama, penyemaian awan dengan garam NaCL," kata Seto dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 5 Juli 2019.

Penyemaian awan, papar Seto, akan dilakukan saat ada awan potensial agar turun hujan di wilayah Jakarta. Dengan begitu, polutan di atmosfer dan upwind dapat terbilas air hujan.

Apabila tak ada awan potensial, BBTMC bakal menggunakan metode kedua dengan menghilangkan lapisan inversi. Caranya melakukan semai pada lapisan inversi atau lapisan atmosfer pada ketinggian 20-50 kilometer di atas permukaan laut, menggunakan dry ice. Tujuannya agar lapisan menjadi tak stabil.

"Lapisan inversi ini menjadi salah satu penghalang bagi polutan untuk terbang secara vertical sehingga polutan terakumulasi di permukaan hingga di bawah lapisan inversi,” ujar Seto.

Cara ketiga dengan menyemprotkan air (water spraying) menggunakan alat Ground Mist Generatory. Pada cara ini, BPPT bakal menyemprotkan air menggunakan pesawat ke arah atmosfer di 10 lokasi upwind. "Air yang disemprotkan bertujuan untuk mengikat polutan yang ada,” ucap Seto.

Baca: Digugat Perkara Polusi Jakarta, Anies Tambah Alat Pengukur Kualitas Udara

Advertising
Advertising

Kepala BPPT Hammam Riza menyatakan, modifikasi cuaca dengan menciptakan hujan buatan itu direncanakan berjalan pada pertengahan Juli 2019. "Gubernur DKI Jakarta sudah beri lampu hijau dan meminta agar TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) dilaksanakan paling cepat setelah tanggal 10 Juli dan paling lambat sebelum periode anak sekolah masuk pasca libur," kata Hammam.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

1 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

23 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

23 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

5 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

7 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

11 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

15 hari lalu

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

33 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

33 hari lalu

Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya