20 Wartawan Alami Kekerasan dan Teror Saat Kerusuhan 22 Mei

Selasa, 9 Juli 2019 18:17 WIB

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal (kedua kanan) bersama jajaran kepolisian dan TNI memberikan keterangan pers terkait kasus kerusuhan yang terjadi di depan Gedung Bawaslu pada 21-22 Mei di Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Keselamatan Jurnalis mendesak kepolisian memproses hukum petugasnya yang melakukan kekerasan terhadap wartawan saat meliput kerusuhan 22 Mei lalu.

Baca: Kerusuhan 22 Mei, Amnesty International Usut Pelaku Penembakan

Ketua bidang Advokasi Aliansi Jurnalis Independen, Sasmito, mengatakan mengatakan Komite mendampingi dua kasus kekerasan yang dilakukan polisi kepada jurnalis saat meliput kerusuhan 22 Mei lalu.

"Kami harap kasus kekerasan yang dilakukan polisi kepada jurnalis diusut tuntas," kata Sasmito di kantor Komnas HAM, Selasa, 9 Juli 2019.

Komite mencatat ada 20 jurnalis yang menjadi korban kekerasan fisik maupun intimidasi hingga mengalami persekusi online (doxing) yang dilakukan polisi maupun massa aksi saat meliput kerusuhan 22 Mei.

Komite juga menerima satu laporan lagi terkait adanya teror kepada wartawan setelah membuat laporan kerusuhan 22 Mei lalu. "Ancaman terhadap jurnalis terakhir terjadi tiga hari lalu karena menurunkan laporan soal kerusuhan 22 Mei. Akun media sosialnya diduga sampai mau diretas," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dari seluruh wartawan yang mendapatkan kekerasan maupun intimidasi itu, hanya wartawan CNN dan Inews yang mau melaporkannya ke polisi. Sedangkan, sisanya belum mau melaporkan karena beragam alasan, seperti khawatir adanya ancaman, sikap perusahaan dan lainnya.

Laporan dari wartawan CNN bernama Budi , kata dia, saat ini telah sampai dan diproses di Markas Brimob, Kepala Dua. Saat kerusuhan 22 Mei, Budi mengalami kekerasan fisik, perampasan alat kerja dan penghalangan liputan oleh Polisi.

Sedangkan, Aji, wartawan Inews mengalami kekerasan fisik dan diusir oleh polisi saat meliput kerusuhan 22 Mei lalu. "Kasus yang menimpa wartawan Inews masih dalam tahap BAP (berita acara pemeriksaan).

Selama ini, Sasmito melihat belum ada kasus kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis diusut tuntas. Menurut dia, penyelesaian proses hukum yang dilakukan TNI terhadap jurnalis lebih terselesaikan ketimbang yang dilakukan polisi.

Ia menuturkan kasus TNI yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis proses hukumnya lebih transparan dan tuntas. Contohnya hukuman terhadap anggota TNI yang melakukan kekerasan dan pelecehan seksual kepada wartawati di Medan, Sumatera Utara, pada 2016 lalu.

Menurut dia, hukuman terhadap anggota TNI atau polisi pelaku kekerasan terhadap jurnalis, meski tidak memuaskan akan berdampak terhadap karir mereka di institusinya. Hukuman itu, kata dia, bisa menjadi pelajaran anggota TNI maupun polisi agar tidak melakukan tindak kekerasan maupun menghalangi kerja wartawan.

"Hukuman akan berdampak kepada. "Dari polisi kami belum melihat ada kasus kekerasan terhadap wartawan yang selesai."

Baca: Polisi Kantongi Rekaman Pembicaraan Aktor Kerusuhan 22 Mei

Sasmito berharap Komnas HAM bisa menjadi jembatan bagi Komite untuk bisa bertemu langsung dengan Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Moechgiyarto. Sebabnya, kata dia, Komite ingin mengetahui penyelidikan kasus kekerasan terhadap dua wartawan tersebut pada kerusuhan 22 Mei 2019. "Kami juga berharap agar polisi aktif menyelidiki kekerasan terhadap 19 korban lainnya meski tanpa harus laporan," ujarnya.

Berita terkait

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

4 jam lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

1 hari lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

1 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

2 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Game Online yang Mengandung Kekerasan Dinilai Rusak Moral Anak

5 hari lalu

Game Online yang Mengandung Kekerasan Dinilai Rusak Moral Anak

Game online yang mengandung konten kekerasan berpotensi merusak moral anak bangsa di masa depan sehingga perlu diblokir.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

6 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

10 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

12 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

Kekerasan Menimpa Putri Komedian Isa Bajaj, Begini Saran Surabaya Children Crisis Center pada Pemda Magetan

13 hari lalu

Kekerasan Menimpa Putri Komedian Isa Bajaj, Begini Saran Surabaya Children Crisis Center pada Pemda Magetan

Surabaya Children Crisis Center menyayangkan terjadinya tidak kekerasan oleh laki-laki tak dikenal terhadap putri komedian Isa Bajaj di Magetan.

Baca Selengkapnya