Ruang Terbuka Hijau Jakarta, Surga Bagi 129 Spesies Burung

Senin, 22 Juli 2019 12:30 WIB

Sejumlah anak sekolah membersihkan sampah di Taman Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta, Minggu (19/4). Kegiatan tersebut dalam rangka peringatan hari bumi yang jatuh pada 22 April. TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas pemantau burung Jakarta Birdwatcher Society (JBS) menyebutkan setidaknya ada 129 spesies burung yang hidup di ruang terbuka hijau di Jakarta. Ratusan burung itu hidup di habitat liar di berbagai penjuru ibu kota.

Hasil pantauan itu dilakukan di ruang-ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta. "Kami mencatat ada 129 jenis burung yang ada di 19 RTH di Jakarta. Enam di antaranya berstatus hampir punah," kata Koordinator JBS Ady Kristanto di Jakarta, Senin 22 Juli 2019.

Enam spesies itu, bubut jawa (Centropus nigrorufus), jalak putih (Sturnus melanopterus), cerek jawa (Charadrius javanicus), cikalang christmas (Fregata andrewsi), bangau bluwok (Mycteria cinerea), pecuk ular asia (Anhinga melanogaster).

Berbagai spesies itu tersebar di di 19 RTH, Suaka Margasatwa Muara Angke, Taman Margasatwa Ragunan, Hutan Kota Srengseng, Hutan Lindung Angke Kapuk, Menteng, Kebayoran dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Burung-burung itu juga ditemukan di Buperta Cibubur, Hutan Kota Kemayoran, kawasan Monas, Buperta Ragunan, Tebet, Ancol, Kali Pesanggrahan, Manggala Wanabakti, Senayan, bantaran Ciliwung, Hutan Kota UI dan Situ Babakan.

Menurut Ady, burung-burung endemik Jawa, seperti bubut jawa dan jalak putih masih dapat ditemukan di Jakarta. Tetapi habitatnya terbatas di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Tak hanya spesies lokal, JBS juga mencatat beberapa jenis burung migran yang
menggunakan keberadaan RTH di Jakarta sebagai tempat transit selama musim migrasi.

Jenis-jenis burung tersebut, antara lain, sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus), elang alap nipon (Accipiter gularis), elang alap cina (Accipiter soloensis) yang merupakan burung pemangsa (birds of prey).

Ada pula burung pantai migran yang menggunakan kawasan pesisir Jakarta sebagai tempat transit, yakni cerek kernyut (Pluvialis vulva) dan gajahan penggala (Numenius phaeopus).

"Meski luasan RTH di Jakarta masih jauh dari 30 persen, hanya sekitar 9,8 persen dari total wilayah Jakarta, namun masih menjadi transit burung migran," katanya.

Yang paling sedikit RTH-nya adalah wilayah Jakarta Barat sehingga memerlukan perhatian serius pemerintah untuk menjaga kelestarian ekosistem di dalamnya.
Ady mengingatkan, berkurangnya luasan Ruang Terbuka Hijau bisa menyebabkan penurunan jumlah jenis burung yang ditemui.

Berita terkait

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

12 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Cibis Park: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Daya Tariknya

15 hari lalu

Cibis Park: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket, dan Daya Tariknya

Untuk menemani weekend, Anda bisa datang ke Cibis Park yang terletak di daerah Pasar Minggu. Ini lokasi, jam buka, dan harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

17 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

27 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

28 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

33 hari lalu

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

40 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

41 hari lalu

Marak Lovebird Jadi Parcel Lebaran, Davina Veronica: Merampas Hak Hidup dan Kebebasan Hewan

Ada tren menjadikan burung seperti lovebird sebagai parcel atau kado. Davina Veronica menganggap sebagai perampasan hak hidup hewan.

Baca Selengkapnya

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

43 hari lalu

Sepasang Lovebird Jadi Hampers Lebaran, Davina Veronica: Stop Burung sebagai Hadiah Kado dan Parcel

Hampers lebaran tidak lagi hanya berupa kue-kue lebaran atau kaleng biskuit, tapi juga sepasang lovebird. Bentuk kejahatan terhadap binatang.

Baca Selengkapnya

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

50 hari lalu

Spesies Burung di Indonesia Bertambah Tahun Ini, Mengubah Status Keterancaman

Bagaimana jumlah spesies burung di Indonesia bisa bertambah pada tahun ini? Simak penjelasan Burung Indonesia.

Baca Selengkapnya