Pencari Suaka Tolak Sekolahkan Anaknya di Penampungan

Reporter

Muh Halwi

Senin, 29 Juli 2019 13:29 WIB

Rumah Sakit Siloam saat melakukan bakti Sosial dengan memberikan layanan kesehatan bagi para pencari suaka di eks Kodim, Perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat 26 Juli 2019. TEMPO/MUH HALWI

TEMPO.CO, Jakarta - Para pengungsi pencari suaka yang berada di penampungan di eks Gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, menolak untuk menyekolahkan anak-anaknya. Alasannya. menunggu mendapatkan tempat tinggal yang layak yang dianggap lebih mendesak.

"Kami tidak mau anak-anak sekolah. Tempat tidur panas begini, air tidak ada pakai mandi. Kalau mau sekolah setidaknya kami sudah memiliki tempat tinggal yang layak," ujar Abdurrahman pencari suaka asal Somalia, Senin 29 Juli 2019.

Abdurrahman mengatakan jika menyekolahkan anak maka dia beranggapan proses untuk tinggal di Kalideres akan lebih lama lagi. Selain itu dia menyebut menyekolahkan anak sekarang akan tidak efektif karena kondisi penampungan yang belum kondusif.

"Kami ramai di sini di penampungan, bagaimana anak-anak bisa belajar dengan nyaman?" katanya sambil menambahkan, "Anak-anak juga tidak mau, dan kalau (dipaksa) sekolah kami akan kembali ke Kebon Sirih."

Abdurrahman merujuk kepada kantor perwakilan UNHCR di Jakarta. Mereka sempat memaksa tinggal di atas trotoar di depan kantor itu sebelum direlokasi ke Kalideres.

Advertising
Advertising

Pencari suaka menunggu giliran untuk memasuki bus saat akan dipindahkan dari trotoar kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis, 11 Juli 2019. Jumlah para pencari suaka ini terus bertambah hingga dua ratusan jiwa setelah Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi melakukan sidak ke sana. ANTARA/M Risyal Hidayat

Hal senada disampaikan oleh Ali dari Afganistan. Dia menyebut jika ingin menyekolahkan anak-anak setidaknya mereka tinggal di tempat yang layak. Karena kata dia tempat penampungan yang sekarang masih tidak kondusif untuk tempat belajar anak-anak.

"Kalau sekolah nanti kami jadi lama tinggal di sini. Masak mau sampai setahun, dua tahun tinggal ramai-ramai di Kalideres? Kami tidak mau," ujarnya.

Sebelumnya pada Jumat sore, 26 Juli, Kementerian Luar Negeri memfasilitasi Lippo Group, IOM, UNHCR, dan Pemda DKI untuk menyediakan fasilitas pendidikan bagi anak-anak pencari suaka di lokasi itu. CEO Lippo James Riady menyatakan melihat banyak dari para pengungsi adalah anak-anak usia sekolah dan bersedia mengadakan pusat pembelajaran atau ruang belajar.

Berita terkait

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

1 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

2 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

16 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

19 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

24 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

25 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

30 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

31 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

39 hari lalu

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

Tim UNHCR dan IOM dikerahkan ke Aceh Barat dan untuk membantu pemerintah setempat memberikan bantuan pada pengungsi Rohingya korban kapal terbalik

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

41 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya