Cerita Politikus Demokrat DKI Seret Bosnya dalam Kasus Penipuan

Selasa, 6 Agustus 2019 09:23 WIB

Jajaran Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta saat konferensi pers menolak permintaan kongres luar biasa (KLB) di kantor DPD Demokrat DKI, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Juni 2019. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Jakarta Utara Sulkarnain membeberkan alasan melaporkan kasus hilangnya hasil rekapitulasi suara tingkat kota alias DB1 Kota Jakut ke polisi. Perkara ini menyeret dua politikus Demokrat, yakni Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat DKI Santoso dan Ketua Ranting Demokrat Wilayah Tanjung Priok Asep Suhenda.

Sulkarnain menyebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyerahkan berkas itu ke seseorang tanpa sepengetahuan DPC Demokrat Jakut. Menurut dia, si pengambil surat seharusnya mengantongi surat tugas atau surat mandat dari DPC Demokrat Jakut untuk menjemput DB1 di kantor KPU.

"Ternyata ada yang mendahului ambil yang bukan saya perintah, yang bukan dia mendapat mandat," kata Sulkarnain saat dihubungi Tempo, Senin malam, 5 Agustus 2019.

Sulkarnain kemudian menanyakan kepada KPU siapa yang telah mengambil berkas tersebut. Kepada Sulkarnain, KPU menyatakan tak tahu-menahu dan hanya memperlihatkan tanda tangan yang menjadi bukti bahwa DB1 Kota Jakut sudah diambil.

Padahal, DB1 ini akan Sulkarnain pakai sebagai salah satu barang bukti kasus dugaan penghilangan suara pemilu oleh Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan (PPK) Koja dan Cilincing. "Jadi dokumen itu bisa dikroscekan kebenarannya DAA dengan DB1 itu," kata dia.

Advertising
Advertising

Sulkarnain sempat memperkarakan kasus dugaan penghilangan suara itu. Namun Pengadilan Negeri Jakut memvonis ke-10 petugas PPK tak bersalah.

Selanjutnya, Sulkarnain menghubungi Santoso melalui sambungan telepon dan pesan Whatsapp. Namun, Santoso tak merespons. Calon legislatif (caleg) DPRD DKI ini akhirnya mengadu ke Komisi Pengawas DPD Demokrat DKI. Perwakilan Komisi Pengawas menyarankan agar melapor ke polisi.

Sulkarnain manut dan resmi melapor ke Polda Metro Jaya pada 1 Juni 2019. Polda kemudian melimpahkan kasus ini ke Polres Jakarta Utara.

Pada 30 Juli 2019, penyidik menerbitkan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP). Surat itu berisikan penetapan Asep Suhenda dan Santoso sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan.

Dari sini, Sulkarnain mengaku baru mengetahui bahwa Asep yang mengambil berkas rekapitulasi suara itu. "Menurut pengakuan Asep di dalam BAP-nya (berita acara pemeriksaan) itu diperintahkan oleh Santoso. Tapi kan Santoso tidak kasih tahu kita (DPC)," kata dia.

Dua politikus Demokrat itu, Asep dan Santoso diduga melanggar Pasal 372 dan atau Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP. Pasal 372 mengatur soal pidana penggelapan. Sementara kasus penipuan dijerat dengan Pasal 378. Hukuman penjara yang diatur dalam masing-masing pasal adalah maksimal empat tahun.

Berita terkait

Apa itu Skandal Watergate yang Menyeret Presiden AS Richard Nixon Berujung Mundur?

18 jam lalu

Apa itu Skandal Watergate yang Menyeret Presiden AS Richard Nixon Berujung Mundur?

Skandal Watergate adalah salah satu peristiwa kelam dalam politik tingkat tinggi di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

2 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

4 hari lalu

Polres Metro Bekasi Selidiki Kasus Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polres Metro Bekasi menelusuri kasus dugaan penipuan beasiswa S3 ke Filipina yang diduga dilakukan oleh Bambang Tri Cahyono.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

4 hari lalu

Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi, Alami Kerugian Rp 30 Juta

Program pendidikan yang dia ikuti itu akan dilaksanakan di Philippine Women's University pada 2024 di Manila dengan skema beasiswa parsial doktoral.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

5 hari lalu

OJK Ungkap Sejumlah Modus Penipuan Baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ungkap sejumlah modus penipuan baru.

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

7 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

7 hari lalu

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

7 hari lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya