Perluasan Ganjil Genap Tingkatkan Kualitas Udara di DKI Jakarta?

Reporter

Tempo.co

Editor

Febriyan

Jumat, 9 Agustus 2019 09:53 WIB

Sejumlah kendaraan melaju di Jalan Kramat Raya yang merupakan salah satu rute perluasan sistem ganjil-genap, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019. Perluasan tute ganjil genap hanya berlaku bagi kendaraan roda empat. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tampak optimis kebijakan perluasan ganjil genap akan membuat kualitas udara di ibu kota semakin baik. Dia bahkan berharap kualitas udara di DKI Jakarta bisa sebaik saat pergelaran Asian Games 2018.

"Kalau kami lihat kemarin ketika penyelenggaraan Asian Games itu lumayan turun polusi udaranya," ujar Anies saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis 8 Agustus 2019.

Perluasan ganjil genap diharapkan bisa menurunkan volume kendaraan pada waktu-waktu tertentu. Dengan begitu, sumber polusi udara pun berkurang.

Namun logika Anies itu tampaknya terlalu sederhana. Pengamat transportasi Institut Studi Transportasi (Instra) Deddy Herlambang menyatakan bahwa perluasan ganjil-genap pesimis perluasan ganjil genap akan bisa mengurangi polusi udara di ibu kota.

Pasalnya, menurut dia, kebijakan yang dilakukan Anies hanya memperluas cakupan wilayah saja. Itu pun tak signifikan karena masyarakat masih bisa mencari jalur-jalur alternatif untuk menghindari kebijakan ganjil genap tersebut. Atau masyarakat masih bisa menyesuaikan jadwal keberangkatan mereka karena perluasan ganjil genap hanya diberlakukan selama 9 jam saja.

Advertising
Advertising

"Kalau jumlah kendaraan tetap, polusi udara tetap sama," kata Deddy.
"Mereka (pengendara mobil) yang biasa berangkat siang jadi berangkat pagi, atau bisa jadi yang biasanya pergi di jam ganjil-genap jadi pergi lebih mundur."

Apa yang diucapkan oleh Deddy tampak ada benarnya. Sejumlah masyarakat yang Tempo temui menyatakan mereka memiliki trik sendiri untuk mengakali kebijakan baru Anies Baswedan tersebut.

Tak hanya mencari jalan alternatif atau mengatur jadwal keberangkatan, opsi membeli kendaraan baru pun muncul.

"Memang tidak berpengaruh, dengan adanya ganjil genap malah orang pada nambah beli mobil jadi dua biar enak keluar. Nanti saat ganjil pakai mobil plat ganjil gitu sebaliknya enggak pakai ribet," kata Irma, warga DKI Jakarta yang ditemui Tempo di Mal Artha Gading, Jakarta Utara.

Lagi pula, kebijakan perluasan ganjil genap yang kali ini diterapkan Anies berbeda dengan saat pelaksaan Asian Games 2018. Saat itu, rentang waktu pemberlakukan wilayah ganjil genap terjadi hingga 15 jam sehari, mulai pukul 06.00 - 21.00.

Soal itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebenarnya sudah memberikan masukan kepada Anies Baswedan. Namun tampaknya usul BPTJ itu tak menjadi pertimbangan.

MUH HALWI|TAUFIQ SIDDIQ| ANTARA

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

14 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

2 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

3 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

4 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya