Mahasiswa IPB Buat Aplikasi Bantu Kasus Keracunan Makanan

Kamis, 15 Agustus 2019 12:15 WIB

Sebanyak 163 siswa SMP Negeri 184 Jakarta Timur mengalami keracunan usai mengonsumsi nasi dengan lauk telur dan tahu di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, 24 September 2017. TEMPO/Irsyan Hasyim

TEMPO.CO, Bogor - Dua mahasiswa Institut Pertanian Bogor atau IPB menciptakan aplikasi berbasis android untuk memudahkan masyarakat menyampaikan keluhan dan informasi keracunan obat dan pangan. Melalui aplikasi ini, keluhan dapat langsung dapat direspons oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kodarusman, mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, mengatakan membuat aplikasi itu bersama rekannya Najib Kamal Badri. Mereka memberinya nama Freforty, akronim dari Food Reporting for Healthy.

"Dari data BPOM, selama tahun 2017 saja jumlah kejadian keracunan akibat obat dan makanan sebanyak 4.643 kasus, namun upaya antisipasi dan penanggulangan kasus kesehatan akibat keracunan pangan dan obat itu belum optimal," kata Kordasium, ketika ditemui Rabu 14 Agustus 2019.

Menurut Kordasium, penanganan kasus-kasus kercunan pangan dan obat belum optimal karena data dan informasi yang dihasilkan petugas yang melakukan survei dan monitoring di lapangan masih umum. Tidak ada pengelompokan-pengelompokan berdasarkan kasus maupun kelanjutannya.

"Aplikasi dan panduan yang kami rancang ini diharapkan dapat menjadi solusi dan penanggulangan permasalahan kesehatan atau keracunan akibat pangan dan obat di masyarakat," kata dia.

Advertising
Advertising

Najib Kamal Badri menambahkan, Freforty akan menghubungkan pihak konsumen sebagai pelapor dengan pihak BPOM yang akan menanggapi pelaporan masyarakat. Bukan hanya konsumen, aplikasi yang sama bisa dimanfaatkan pula oleh Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) POM dalam upaya pelaksanaan monitoring ataupun survei.

"Aplikasi ini sangat mudah dioprasikan karena masyarakat cukup menggunakan smart phone untuk menyampaikan keluhan akibat produk pangan dan obat," kata dia.

Dia menerangkan, dalam mekanisme pelaporannya, pelapor menginput produk pangan yang terindikasi mengandung zat berbahaya tertentu. Selanjutnya aplikasi ini dapat bekerja dalam mempertimbangkan laporan konsumen yang masuk dalam sistem berdasarkan beberapa kriteria. Di antaranya adalah intensitas pelaporan dari kasus yang sama, kegentingan jenis laporan, dan dampak kesehatan konsumen akibat mengkonsumsi produk pangan,

Gagasan aplikasi yang diciptakan dua mahasiswa IPB ini telah meraih Juara III dalam Lomba Essay Nasional Himpunan Mahasiswa Keperawatan di Universitas Pekalongan yang diselenggarakan Juli lalu.

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

1 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

1 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

3 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

7 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

7 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

8 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

8 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

8 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

9 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

9 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya