Kasus Rizky Amelia, Komnas Perempuan Ikut Kritik Jokowi dan DPR

Editor

Febriyan

Senin, 19 Agustus 2019 17:39 WIB

Korban Kekerasan Seksual, Rizky Amelia memberikan keterangan dalam diskusi publik tentang Melawan Predators Seks : Berkaca pada Dugaan kekerasan seks di Dewan Pengawas BPJS ketenagakerjaan di kantor PSI Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi dituding tak serius menangani masalah kekerasan seksual seperti yang dialami oleh Rizky Amelia. Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin menjelaskan sampai saat ini pemerintah belum menunjukkan keseriusan dalam membuat kebijakan ihwal penanganan korban kekerasan seksual.

"Sampai hari ini, kita belum pernah mendengar pidato khusus dari Presiden soal kekerasan seksual," ujarnya saat ditemui di kantor Komnas Perempuan, Jakarta Pusat, Senin 19 Agustus 2019.

Tak adanya perhatian khusus terhadap kasus kekerasan seksual, membuat penanganan kasus ini kerap mandek. Seperti misalnya yang terjadi pada Rizky Amelia, penyelidikan kasusnya berhenti di Bareskrim karena barang bukti yang tak cukup.

Alih-alih mencari bukti tambahan agar kasusnya tetap bergulir, Mariana mengatakan Rizky Amelia justru terancam dijerat oleh Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Saat ini, polisi sudah memanggil Rizky sebanyak dua kali untuk diperiksa dalam kasus tersebut.

"Setiap kali korban kekerasan seksual berani untuk bicara, pasti kena UU ITE.Ini membuat korban menjadi depresi berat dan bermasalah dengan kesehatan mentalnya."

Advertising
Advertising

Mariana menjelaskan pola yang menimpa Rizky Amelia ini sudah pernah terjadi sebelumnya pada korban kekerasan seksual lainnya, seperti misalnya Baiq Nuril.

"Jadi dia yang lapor, malah dia yang jadi tersangka," kata Mariana.

Tak hanya Jokowi, dia juga menilai DPR RI tak memberikan perhatian khusus terhadap masalah kekerasan seksual ini. Buktinya, hingga saat ini Dewan Perwakilan Rakyat tak kunjung mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).

Rizky Amelia mengaku dilecehkan secara seksual oleh mantan bosnya, Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Syafri Adnan Baharuddin. Dia membuka identitasnya secara gamblang ke media karena ingin korban kekerasan seksual lainnya juga memiliki keberanian untuk bersuara.

Amelia membeberkan bahwa dirinya telah menerima tindak kekerasan seksual oleh Syafri selama 2 tahun pada kurun 2016 hingga 2018. Syafri menampik tudingan itu. Ia menyebut keduanya terlibat hubungan khusus.

Saat kasus ini bergulir, Syafri mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir Desember 2018. Presiden Jokowi pun meneken Surat keputusan Presiden RI yang berisi pemberhentian secara terhormat terhadap Syafri pada 17 Januari lalu. Belakangan, Kepres itu digugat Amel karena dinilai mempersulit pengungkapan kasus pencabulan itu.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

2 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

2 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

3 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

3 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

3 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

4 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

7 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

7 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya