Cerita Pilu Korban Obat Kedaluwarsa Soal Trauma dan Suami Dipecat

Reporter

Muh Halwi

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 25 Agustus 2019 12:47 WIB

Gedung Puskesmas Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu 24 Agustus 2019. Puskesmas Kamal Muara mendapat sorotan setelah terjadi pemberian obat kedaluwarsa oleh bidan kepada pasien ibu hamil. TEMPO/MUH HALWI

TEMPO.CO, Jakarta -Novi Sri Wahyuni, 21 tahun warga RT.07/01, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara mengaku trauma pasca minum obat kadaluwarsa dari Puskesmas terdekat.

Bagaimana tidak, selain merasa mual, pusing, batuk, dan deman, dia juga mengaku takut janinnya kenapa-kenapa. Begitu juga yang dirasakan oleh sang suami Bayu Randi Dwitara. Pria 19 tahun itu mengaku trauma dan takut dengan kejadian yang menimpa istrinya.

"Takut banget istri saya kenapa-kenapa. Apalagi ini kan calon anak pertama saya, was-was jadinya," kata Bayu saat ditemui di rumahnya Kelurahan Kamal Muara, Sabtu, 24 Agustus 2019.

Momen bahagia yang seharusnyaa dirasakan saat menanti buah hati pertama, namun dilanda rasa takut dan was-was pasca minum obat kadaluwarsa. Selain takut Bayu dan istrinya mengaku sedih.

Bayu sebelumnya sedang menjalani masa uji coba di salah satu perusahaan tempat dia bekerja di daerah Cengkareng. Baru sebulan bekerja, istrinya yang hamil 15 minggu mengalami kendala kesehatan.

Saat Bayu sedang bekerja, ia kerap kali ditelepon Novi karena mengeluh pusing, mual, hingga muntah sehingga ia harus izin bekerja seminggu penuh.

Advertising
Advertising

Belakangan, diketahui bahwa Novi mengonsumsi obat pemberian Puskesmas Kamal Muara yang ternyata sudah kedaluwarsa. Novi baru tersadar setelah kontrol kandungan yang kedua kali.

Saat Novi mengeluh kesakitan, sang suami harus siap sedia mendampingi. Bayu pun terpaksa harus bolos bekerja hingga akhirnya dia dipecat karena bekerja tidak optimal.

"Saya kan posisinya masih training, terus kemarin semingguan enggak masuk. Perusahaan mungkin mikirnya di saat saya training aja begini kualitas kerja saya, bagaimana nantinya," kata Bayu dengan suara tabah.

Masalah demi masalah harus ia lalui sejak setahun belakangan. Ujian pertama yang harus ia hadapi adalah kepergian ayah kandungnya sekitar satu tahun lalu.

Ayahnya meninggalkan ibunya dan tiga anak. Sebagai anak tertua, ia langsung berperan sebagai kepala keluarga tatkala berusia 18 tahun.

Bayu yang menjadi kepala keluarga hingga saat ini belum terpikir baginya untuk mencari pekerjaan baru. Ia masih memikirkan kondisi kesehatan istri dan anak pertama yang masih dalam kandungan.

Untuk sementara waktu dia hanya mengandalkan ibu kandungnya yang bekerja sebagai tukang urut. Meski berpenghasilan tidak seberapa, Bayu menyebut tetap bersyukur dan bersabar.

"Mau gimana lagi harus bersyukur, ini di pas-pasin di buat cukup sebelum saya bekerja nanti," ujarnya.

Selain itu diketahui Bayu mengontrak rumah tepat berada di samping flyover Kamal Muara. Rumah itu berdinding tripleks yang dicat hijau terang dan beratapkan seng.

Rumah kecil tersebut hanya memiliki satu kamar yang ditempati Bayu dan istri. Sementara ibu dan adik-adiknya terpaksa tidur di ruang TV yang kira-kira berukuran 1x3 meter.

Selain dua ruangan tersebut, terdapat satu ruangan yang disekat menggunakan tripleks yang difungsikan sebagai dapur dan satu kamar mandi.

Bayu menyebut rumah itu di kontrak Rp. 500.000, namun bulan ini dia terpaksa nonggak. "Sebenarnya kontrakan ini udah jatuh tempo 14 Agustus kemarin, jadi kami nunggak dulu," katanya.

Namun, Ia sangat bersyukur bisa tinggal di sana karena tetangganya tak segan membantu memberikan makanan di saat mereka kesusahan.

Beruntung, kini keluarga ini sudah menerima bentuk pertanggungjawaban dari Puskesmas Kecamatan Penjaringan atas kelalaian mereka memberikan obat kedaluwarsa kepada Novi.

Mereka menjanjikan memberikan layanan kesehatan kepada Novi, korban obat kedaluwarsa, hingga dia melahirkan nanti. Namun, saat ini karena mereka telah melaporkan pihak Puskesmas ke Polsek Metro Penjaringan, proses hukumnya terus berlanjut. Polisi masih memeriksa saksi-saksi terkait kasus tersebut.

Berita terkait

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

10 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

14 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

16 hari lalu

5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

17 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

BPOM Temukan Mi Berformalin di Pasar Depok Jaya, Pemerintah Kota Bakal Telusuri Semua Pasar

44 hari lalu

BPOM Temukan Mi Berformalin di Pasar Depok Jaya, Pemerintah Kota Bakal Telusuri Semua Pasar

Pemkot Depok akan menyusuri tiap pasar bersama BPOM untuk menjamin produk yang dijual aman dikonsumsi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Modus Jastip Barang Luar Negeri yang Disebut Rugikan Industri Retail: Membagi Muatan hingga Buka Bungkus Barang

51 hari lalu

Modus Jastip Barang Luar Negeri yang Disebut Rugikan Industri Retail: Membagi Muatan hingga Buka Bungkus Barang

Para pelaku jastip disebut memiliki berbagai trik untuk mengakali petugas Bea Cukai ketika mendarat di bandara atau pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Ada Celah Aturan, Pakar Hukum Jelaskan Pelaku Jastip dari Luar Negeri Tak Jera Meski Pernah Ditindak

51 hari lalu

Ada Celah Aturan, Pakar Hukum Jelaskan Pelaku Jastip dari Luar Negeri Tak Jera Meski Pernah Ditindak

Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, mengatakan tak munculnya efek jera para pelaku jastip karena aturan tidak secara tegas.

Baca Selengkapnya

Diduga Jastip dan Dijual Kembali, BPOM Musnahkan 1 Juta Ton Milk Bun Asal Thailand

51 hari lalu

Diduga Jastip dan Dijual Kembali, BPOM Musnahkan 1 Juta Ton Milk Bun Asal Thailand

BPOM memusnahkan satu ton roti milk bun asal Thailand, pada Jumat, 8 Maret 2024. Roti itu hasil sitaan Bea Cukai Soekarno-Hatta dari 33 pelaku jastip.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Barang Impor Menuai Protes, Mendag: Ada yang Mengeluh itu Wajar

52 hari lalu

Pembatasan Barang Impor Menuai Protes, Mendag: Ada yang Mengeluh itu Wajar

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menanggapi maraknya protes terhadap aturan pembatasan barang impor yang boleh dibawa penumpang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Milk Bun 'Jastip' Asal Thailand Dimusnahkan, Sekarang Bawa Makanan dari Luar Negeri Dibatasi 5 Kg

54 hari lalu

Ribuan Milk Bun 'Jastip' Asal Thailand Dimusnahkan, Sekarang Bawa Makanan dari Luar Negeri Dibatasi 5 Kg

Bea Cukai Bandara Soeta memusnahkan 2.564 boks olahan pangan milk bun yang disita dari penumpang pesawat, kebanyakan barang jastip

Baca Selengkapnya