Soal Ambulans DKI Bawa Batu, Dinkes DKI Tuntut Polisi Lakukan Ini
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Febriyan
Kamis, 26 September 2019 15:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Viralnya video soal ambulans DKI menyuplai batu dan bom molotov kepada para perusuh pada Kamis 26 September dini hari tadi disayangkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, pun meminta Polda Metro Jaya melakukan rehabilitasi nama baik mereka yang sempat tercemar.
"Kami minta ada rehabilitasi nama baik institusi Pemprov DKI Jakarta termasuk jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta," kata Widyastuti di Polda Metro Jaya pada Kamis, 26 September 2019.
Widyastuti menjelaskan penyediaan ambulans oleh Pemprov DKI saat adanya aksi demonstrasi oleh para pelajar di gedung DPR RI pada Rabu lalu, 25 September 2019 merupakan permintaan resmi secara tertulis dari Polda Metro Jaya. Selain itu, Pemprov DKI juga diminta secara resmi dari Kementerian Kesehatan.
"Kami memastikan juga bahwa jajaran Pemprov dan Dinas Kesehatan DKI selalu akan mendukung kegiatan masyarakat yang dalam jumlah besar. Kami selalu akan berpartisipasi menyediakan dukungan kesehatan saat ini dan seterusnya ke depan," kata Widyastuti.
Selain meminta rehabilitasi nama baik melalui klarifikasi, Widyastuti menyampaikan Pemprov DKI juga meminta seluruh anggota medis dalam ambulans tersebut dikembalikan. Menurut dia ada tiga anggota dalam ambulans itu sebagai dokter, perawat dan sopir.
"Memohon pemulangan tim medis kami yang kemarin telah dimintai keterangan," ujar Widyastuti.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Komisaris Besar Argo Yuwono sempat menyatakan bahwa ada kesalahpahaman antara anggota Brimob yang bertugas dengan petugas ambulans DKI pada dini hari tadi.
Dia menyatakan anggota Brimob yang sedang mengejar para perusuh mengira ambulans tersebut membawa batu dan bom molotov untuk para perusuh. Namun, menurut dia, yang terjadi adalah para perusuh lari ke dalam ambulans sambil membawa kardus berisi batu, kembang api dan bom molotov.
Mereka disebut sedang mencari perlindungan dari kejaran polisi. Sehingga saat Brimob menghentikan ambulans itu, ada batu dan barang-barang lain bukan medis di dalamnya.
"Anggapan dari anggota Brimob di sana diduga mobil itu yang digunakan untuk perusuh. Tapi ternyata perusuh yang masuk ke mobil untuk mencari perlindungan dengan membawa batu, bom molotov dan kembang api," ujar Argo kantornya, Kamis, 26 September 2019.
Argo mengatakan, total ambulans yang dibawa ke Polda Metro Jaya berjumlah 6 unit. Satu di antaranya milk Pemprov DKI, tepatnya ambulans Puskesmas Kecamatan Pademangan. Sedangkan sisanya merupakan milik Palang Merah Indonesia atau PMI.
Sebelumnya, TMC Polda Metro Jaya mengunggah sebuah video pasukan brimob menghentikan beberapa unit Ambulans berlogo DKI Pukesmas Kecamatan Pademangan saat melintas di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Dalam video tersebut sejumlah anggota Brigade Mobil atau Brimob Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa ambulans bawa batu dan bensin untuk bahan baku membuat bom molotov bagi para perusuh.
"Polri mengamankan 5 kendaraan ambulans Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut batu dan bensin yang diduga untuk molotov di Pejompongan," tulis akun @TMCPoldaMetro di media sosial twitter dini hari tadi. Namun belakangan cuitan tersebut dihapus. Begitu pula video ambulans yang disebut mengangkut batu.