Demonstrasi di DPR: Massa Bergerak ke Pintu Belakang
Senin, 30 September 2019 16:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi Demonstrasi di DPR pada Senin 30 September 2019 mulai memanas. Setelah polisi berhasil membatasi pergerakan dengan menebar pagar kawat berduri di Jalan Gatot Subroto menuju gerbang depan gedung parlemen, kini massa aksi bergerak menuju jalan belakang dekat Stasiun Palmerah.
Berdasarkan pantauan, massa yang sebelumnya berkonsentrasi di sekitar Jalan Palmerah Selatan, mulai menyeberangi perlintasan rel dan merangsek ke pintu belakang Gedung DPR/MPR RI.
Ratusan massa yang didominasi pelajar berseragam putih abu-abu tersebut mulai meneriakkan kata-kata berbau provokatif.
"Buka, buka, buka jalannya, buka jalannya sekarang juga. Tugasmu mengayomi pak polisi," teriak pelajar, sambil sesekali menyanyikan lagu-lagu nasional.
Ratusan aparat kepolisian yang berjaga sejak pukul 13.00 WIB, mulai menutup akses Jalan Gelora di kedua arahnya. Mereka juga membentuk barisan barikade tepat di depan aksi massa.
Kendaraan water cannon dan mobil baracuda serta mobil pengurai massa juga nampak disiagakan di sekitar lokasi.
Gedung DPR menjadi sasaran aksi massa sejak sepekan terakhir. Mulai dari mahasiswa, buruh hingga pelajar terus menggelar aksi yang dipicu pembahasan dan pengesahan sejumlah undang-undang bermasalah oleh anggota dewan.
Selain itu mereka juga mendesak pembatalan pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang dinilai penuh dengan kontroversi. Massa juga meminta Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang untuk membatalkan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Sebelumnya, massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan buruh tak dapat mendekat ke gerbang dengan Gedung DPR RI. Aparat kepolisian menutup akses menuju ke sana baik dari arah Senayan maupun dari arah Slipi dengan menebar pagar kawat berduri berlapis. Massa mahasiswa sempat menerobos satu pagar kawat berduri di sekitar jalan layang Slipi namun terhadap pagar kawat berduri lainnya. Sementara massa yang terdiri dari buruh tertahan di depan Gedung JCC.