Cerita Jurnalis Sinar Pagi Dipukuli Polisi Usai Demo 30 September

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 1 Oktober 2019 15:37 WIB

Salah satu pendemo membentangkan poster saat aksi unjuk rasa di Jalan Gatot Subroto dekat Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 30 September 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Di antara kerusuhan usai demo 30 September, jurnalis kembali jadi korban kekerasan aparat polisi. Polisi memukul seorang wartawan Koran Sinar Pagi bernama Haryawan di kompleks Polda Metro Jaya kemarin, 30 September 2019.

Haryawan menyebut, polisi mengeroyoknya ramai-ramai.

"Mukul dari belakang, jenggut rambut saya, tonjok kencang-kencang mata saya sebelah kanan sampai darah mengucur, begitu juga kepala belakang saya dihajar sampai bocor berdarah, sembari teriak-teriak telanjangi-telanjangi," kata Haryawan saat dikonfirmasi, Selasa, 1 Oktober 2019.

Menurut Haryawan, dirinya sedang melakukan kegiatan jurnalistik dengan mengambil video di depan Indomaret Polda Metro atau samping gedung Biro Sumber Daya Manusia (SDM). Kala itu, dia menuturkan, sedang ada polisi yang ramai di titik tersebut. Situasinya terdengar seperti terjadi keributan.

Haryawan pun merekam kejadian itu. Akan tetapi, polisi membentak dia beberapa saat sesudah mengambil video. Haryawan menjelaskan dirinya adalah wartawan Sinar Pagi dan sehari-harinya menjaga pos liputan di Polda Metro. Sayang, polisi tetap memintanya menghapus rekaman.

Advertising
Advertising

Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa pendemo di Jalan Tentara Pelajar, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September 2019. Kericuhan pecah saat polisi berusaha memukul mundur massa. TEMPO/M Taufan Rengganis

"Mereka maksa minta di hapus. Terpaksa saya hapus, tapi lagi berusaha menghapus, mereka memukul saya beramai-ramai!" jelas dia.

Haryawan menyebut kini mejalani visum di Rumah Sakit Sukanto. Pemimpin Redaksi Koran Sinar Pagi Bismar Ginting bakal menuntut keadilan untuk Haryawan. Bismar menyatakan telah memerintahkan Haryawan untuk visum dan membuat laporan polisi.

"Kami akan lakukan saluran hukum yang ada, baik pidana maupun etika profesi polisi bila ada oknum polisi yang melakukannya," ujar Bismar saat dihubungi hari ini.

Kemarin demonstrasi massa berlangsung di sekitaran Gedung DPR, Jakarta Pusat. Kerusuhan massa di ujung demo 30 September itu mengular hingga Jalan Gatot Subroto dekat Polda Metro Jaya. Massa melempar batu ke arah aparat dan dibalas dengan tembakan gas air mata.

Berita terkait

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

3 jam lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

2 hari lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

2 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

2 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

3 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

3 hari lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya