Polisi Bantah Aniaya Korban Demonstrasi Pelajar Maulana Suryadi

Reporter

Adam Prireza

Editor

Febriyan

Kamis, 3 Oktober 2019 16:12 WIB

Kondisi jenazah Maulana Suryadi, 23 tahun, yang terus mengeluarkan darah di bagian hidung dan telinganya, saat dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Jakarta Selatan, pada Jumat, 27 September 2019. Dok: Keluarga

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi membantah melakukan penganiayaan terhadap Maulana Suryadi yang tewas usai mengikuti demonstrasi pelajar 25 September 2019. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, berkeras Maulana tewas karena sesak nafas.

Argo menyatakan pihak keluarga melihat sendiri kondisi jenazah Maulana Suryadi saat berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati. Ia mengatakan Maspupah, ibu Maulana, menolak jenazah Maulana diotopsi. Selain itu, menurut Argo, ada pernyataan di atas kertas bermaterai yang ditandatangani Maspupah soal penyebab kematian Maulana.

“Karena memang anaknya (Maulana) mempunyai riwayat sesak napas. Ada pernyataan di atas materai 6000,” ujar Argo melalui pesan pendek, Kamis 3 Oktober 2019.

Sebelumnya ibu Maulana Suryadi, Maspupah, bercerita kepada Tempo bahwa anaknya menjadi korban saat demonstrasi pelajar 25 September 2019 lalu pecah menjadi kericuhan. Dia menyatakan baru mengetahui anaknya tewas pada Kamis 26 September 2019 setelah dijemput polisi untuk melihat jenazah anaknya di RS Polri Kramatjati.

Di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Maspupah mendapati wajah anaknya bengkak. Tak hanya itu, ia sempat melihat darah keluar dari kuping anaknya. Dia mengaku menandatangani surat pernyataan namun tak mengetahui isinya karena masih dalam keadaan syok berat.

Advertising
Advertising

“Saya masih syok. Sempat pingsan berkali-kali. Anak saya diminta membuat surat pernyataan kalau Yadi meninggal karena asma dan saya tanda tangani," kata Maspupah. "Saya tidak ingat isinya seperti apa karena saat itu saya sangat panik dan kaget.”

Sesampainya di rumah duka di daerah Jalan Tanah Rendah 3, Tanah Abang, pada Jumat dini hari, darah itu masih mengalir. Kata Maspupah, dia harus beberapa kali mengganti kapas yang disumpalkan ke hidung dan telinga jasad Maulana untuk menahan darah yang terus mengucur. Darah tersebut terus mengucur bahkan hingga saat jenazah Maulana akan dimakamkan.

Maspupah mengaku bahwa dirinya mendapatkan santunan dari polisi sebesar Rp 10 juta. “Kata polisi untuk mengurus mayat,” ujar Maspupah

Argo membenarkan bahwa polisi memberikan uang santunan. “Apakah polisi tidak boleh kasih apresiasi orang yang kedukaan? Kalau boleh ya sudah,” ujar Argo.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian sebelumnya juga mengatakan satu orang tewas dalam demonstrasi pelajar yang berujung kerusuhan di sekitar Gedung DPR pada pada Rabu 25 September lalu. Tito bahkan menyebut korban tersebut adalah perusuh dan tewas karena mengalami sesak nafas.

"Informasinya sementara ini yang bersangkutan meninggal dunia. Bukan pelajar dan mahasiswa, tapi kelompok perusuh itu," kata Tito dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Kamis, 26 September 2019.

Berita terkait

Dugaan Kekerasan Lutfi Alfiandi, 5 Polisi Polres Jakbar Diperiksa

28 Januari 2020

Dugaan Kekerasan Lutfi Alfiandi, 5 Polisi Polres Jakbar Diperiksa

Dalam persidangan pada 20 Januari lalu, Lutfi Alfiandi menceritakan telah mendapat kekerasan dari polisi saat diproses hukum.

Baca Selengkapnya

Lutfi Alfiandi Mengaku Disetrum, Polda Anjurkan Lapor ke Propam

22 Januari 2020

Lutfi Alfiandi Mengaku Disetrum, Polda Anjurkan Lapor ke Propam

Soal pernyatan Lutfi Alfiandi yang mengaku disiksa dengan cara disetrum saat diperiksa, Kabid Humas Polda Metro Jay menyarankan untuk lapor ke Propam.

Baca Selengkapnya

Polisi Bantah Aniaya Demonstran Lutfi Alfiandi

21 Januari 2020

Polisi Bantah Aniaya Demonstran Lutfi Alfiandi

Polisi membantah telah menganiaya Lutfi Alfiandi saat demonstrasi pelajar pada 30 September 2019.

Baca Selengkapnya

Cerita Pembawa Bendera Diciduk Polisi Justru Usai Ikuti Imbauan

21 Januari 2020

Cerita Pembawa Bendera Diciduk Polisi Justru Usai Ikuti Imbauan

Pembawa bendera Merah Putih saat demonstrasi para 30 September 2019, Dede Lutfi Alfiandi menjelaskan kronologi penangkapannya.

Baca Selengkapnya

Sidang Pemuda Pembawa Bendera, Lutfi Sebut Soal Seragam Abu-abu

20 Januari 2020

Sidang Pemuda Pembawa Bendera, Lutfi Sebut Soal Seragam Abu-abu

Pembawa bendera Merah Putih saat unjuk rasa 30 September 2019, Dede Lutfi Alfiandi mengaku biasa kenakan baju putih dan abu-abu.

Baca Selengkapnya

Jaksa Sebut Pemuda Bawa Bendera Saat Demo STM Sengaja Menyamar

13 Desember 2019

Jaksa Sebut Pemuda Bawa Bendera Saat Demo STM Sengaja Menyamar

Luthfi sebelumnya sempat viral lantaran terfoto mengenakan pakaian seragam sekolah dan dikenal sebagai pemuda bawa bendera merah putih.

Baca Selengkapnya

Sudah P21, Pendemo Pemegang Bendera Viral Siap Disidangkan

27 November 2019

Sudah P21, Pendemo Pemegang Bendera Viral Siap Disidangkan

Foto Luthfi sedang membawa bendera merah putih sambil menutupi mata dari kepungan gas air mata sempat viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Pelajar Ikut Demonstrasi, Bupati Bogor Keluarkan Ancaman.

18 Oktober 2019

Pelajar Ikut Demonstrasi, Bupati Bogor Keluarkan Ancaman.

Bupati Bogor mengancam akan menuntut guru dan orang tua yang anaknya ikut dalam aksi demonstrasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Simak Saran Ibu Faisal Amir Kepada Keluarga Akbar Alamsyah

12 Oktober 2019

Simak Saran Ibu Faisal Amir Kepada Keluarga Akbar Alamsyah

Namanya rakyat kecil yang bisa nolong Allah, kata ibu Faisal Amir.

Baca Selengkapnya

Misteri Dinihari Sebelum Akbar Alamsyah Kritis di 3 Rumah Sakit

12 Oktober 2019

Misteri Dinihari Sebelum Akbar Alamsyah Kritis di 3 Rumah Sakit

Polisi didesak mengungkap penyebab kematian Akbar Alamsyah secara terbuka.

Baca Selengkapnya