Maulana Suryadi Perusuh dan Tewas Sesak Napas? Simak 3 Fakta Ini

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 5 Oktober 2019 20:02 WIB

Menkopolhukam Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Mendagri Tjahjo Kumolo, dan Kepala BSSN Hinsa Siburian, saat konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 26 September 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian melalui Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan juga Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisari Besar Prabowo Argo Yuwono menyatakan kalau Maulana Suryadi, 23, tahun meninggal karena sesak napas. Maulana dipastikan bukan mahasiswa atau pelajar, tapi dari kelompok perusuh, dalam bentrok yang terjadi dengan aparat usai demonstrasi di DPR RI, 25 September 2019.

Dalam keterangannya, kepolisian juga membantah adanya tindakan kekerasan atau represif terhadap pemuda yang bekerja sebagai seorang juru parkir, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu. Dua kemungkinan sebab kematian yang disebut Kapolri Tito: Maulana kekurangan oksigen atau karena kondisi fisik.

Belakangan keluarga mengakui Maulana memiliki riwayat sesak nafas. Surat pernyataan pun diteken tentang itu. Keterangan dari saksi juga boleh jadi membenarkan dugaan kalau Maulana sesak napas sebelum meninggal. Tapi tetap kejanggalan dan kecurigaan tak terbendung atas kronologis versi polisi.

Berikut ini penelusuran terhadap versi keluarga dan saksi yang didapat Tempo tentang penangkapan dan kondisi Maulana sebelum dan setelah kematiannya,

<!--more-->

Advertising
Advertising

1. Sesak Napas

Maspupah, 53 tahun, menceritakan Maulana Suryadi, ditangkap di jalan layang Slipi, Jakarta Barat. Maspupah mendapat cerita dari Aldo, sahabat Maulana yang malam itu ada bersama putra sulungnya itu.

Mereka lantas dimasukkan ke mobil yang di dalamnya sudah banyak orang yang ditangkap. “Kata Aldo, mereka desak-desakan di dalam mobil itu,” kata Maspupah menuturkan.

Ulama dari Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB didatangkan untuk menenangkan dan membubarkan massa yang masih bertahan di sekitar kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu malam, 25 September 2019. TEMPO | IMAM HAMDI

Aldo melihat Maulana pingsan lebih dulu. Tak lama kemudian, ia pun tak sadarkan diri. Kata Maspupah, saat siuman, Aldo sudah berada dalam tahanan. Ia tak melihat sahabatnya. Saat dijenguk oleh ayahnya keesokan hari, Aldo baru mendapati kabar Maulana telah meninggal.

Kakak tiri Maulana, Bayu, mengatakan kalau adiknya dinyatakan meninggal pada Kamis pagi, 26 September, sekitar pukul 05.59 WIB. Keluarga baru mendapat kabar sekitar pukul 20.00 dan jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 24. “Mungkin lama dikabarinya karena saat itu Yadi gak bawa identitas diri,” ucap Bayu merujuk sapaan Maulana.

<!--more-->

2. Maulana adalah perusuh

Kepada Maspupah, Aldo menceritakan kalau mereka tak sedang ikut merusuh, melainkan hanya menonton dari atas jembatan Slipi. Mereka berangkat dari rumah Aldo di Kampung Baru, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengendarai sepeda motor. Saat sedang menonton, tiba-tiba di belakang mereka telah ada banyak polisi. Lantaran tak bisa berbuat apa-apa, kata Aldo, dia dan Yadi--sapaan Maulana--pasrah ditangkap.

3. Tak ada kekerasan

Maspupah mengatakan masih tidak percaya anaknya tewas karena sesak nafas. Dasarnya, wajah bengkak dan darah yang terus mengalir dari hidung dan kuping bahkan sampai saat Maulana hendak dimakamkan. Keterangan dari Bayu juga menyebut batok kepala adiknya itu lembik saat jenazahnya dimandikan. Belum lagi lebam di leher dan punggung.

Kondisi jenazah Maulana Suryadi, 23 tahun, yang terus mengeluarkan darah di bagian hidung dan telinganya, saat dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Jakarta Selatan, pada Jumat, 27 September 2019. Dok: Keluarga

Maspupah mengakui putrinya diminta membuat surat pernyataan kalau Maulana Suryadi meninggal karena asma dan ditandatanganinya. "Tapi saya tidak ingat isinya seperti apa karena saat itu saya sangat panik dan kaget.”

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengatakan sesak napas disertai pendarahan bisa muncul karena banyak sebab. Salah satunya mengalami trauma dada. Bisa juga infeksi paru-paru. "Jadi tergantung apa penyebab dan kenapa dia sesak napas," ujarnya menganjurkan autopsi.

ADAM PRIREZA | LANI DIANA | EGI ADYATAMA

Berita terkait

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

2 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

4 jam lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

1 hari lalu

Pilkada 2024: Mendagri Sebut DP4 Capai 207 Juta Jiwa

Mendagri mengingatkan agar KPU melindungi keamanan data pemilih untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

1 hari lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

1 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

1 hari lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

1 hari lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

1 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

2 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya