Begini Komnas HAM Selidiki Penyebab Kematian Maulana Suryadi

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 6 Oktober 2019 07:17 WIB

Keluarga menabur bunga di pusara makam Maulana Suryadi, korban demonstrasi pelajar 25 September 2019.

TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyatakan bakal menyelidiki kematian Maulana Suryadi, 23 tahun. Korban tewas saat kerusuhan antara massa dengan polisi usai demonstrasi di DPR RI pada 25 September 2019 lalu.

Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab mengatakan lembaganya bakal segera menyelidiki peristiwa jatuhnya korban jiwa saat demonstrasi di DPR tersebut. “Kami akan segera mengklarifikasi ke pihak penegak hukum yaitu Polisi tentang persisnya apa yg terjadi,” kata Amiruddin, Sabtu, 5 Oktober 2019.

Amiruddin mengatakan Komnas juga bakal menemui keluarga Maulana untuk mengetahui keterangan mereka terkait dengan kondisi korban. Komnas, kata dia, akan mengklarifikasi kasus kematian Maulana kepada tiga pihak, yakni keluarga, polisi dan saksi yang ada saat bersama korban. “Kami akan menemui keluarga korban atau keluarga korban juga bisa datang langsung ke Komnas,” ujarnya.

Komnas menyesalkan jatuhnya korban jiwa saat terjadi kerusuhan usai demonstrasi massa di sekitar kawasan DPR. Menurut dia, semestinya polisi menghormati dan bisa memfasilitasi massa yang berunjuk rasa. Sebab, Komnas memandang bahwa kebabasan menyatakan pendapat setiap warga negara dilindungi.

Selain itu, Komnas menghimbau setiap warga negara dalam menyatakan pendapat juga perlu memperhatikan aturan yang ada dan melakukannya secara damai. “Jadi kedua pihak baik massa maupun aparat harus sama-sama menghargai,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Maspupah mengatakan masih tidak percaya anaknya tewas karena sesak nafas. Dasarnya, wajah Maulana bengkak dan darah yang terus mengalir dari hidung dan kuping.

“Saya masih syok. Sempat pingsan berkali-kali," katanya sambil membenarkan putrinya diminta membuat surat pernyataan kalau Maulan Suryadi meninggal karena asma dan ditandatanganinya. "Tapi saya tidak ingat isinya seperti apa karena saat itu saya sangat panik dan kaget.”

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat menyatakan bahwa korban tewas karena sesak nafas. Maspupah, ibu Maulana, tak percaya dengan ucapan Tito tersebut. Dia menduga anaknya merupakan korban penganiayaan karena pada jenazah Maulana ditemukan banyak bekas luka diduga karena benturan benda tumpul.

Tak hanya itu, kuping dan hidung Maulana Suryadi juga terus mengeluarkan darah, bahkan hingga saat akan dikebumikan. "Nggak mungkin, masak meninggal karena asma sampai mengeluarkan darah dari hidung dan kuping begitu,” kata Maspupah.

Berita terkait

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

2 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

3 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

15 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

18 hari lalu

Kecelakaan Maut Terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Pernah Terjadi Pula Tragedi Unlawful Killing di KM 50

Tol Cikampek Kilometer atau KM 50-an kembali menjadi lokasi tragedi. Sebuah kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik lalu

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

20 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

21 hari lalu

Begini Kata Komnas HAM Soal OPM dan Kekerasan di Papua

Apa kata Komnas HAM soal OPM?

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

22 hari lalu

Ragam Reaksi atas Keputusan TNI Kembali Pakai Istilah OPM

Penggantian terminologi KKB menjadi OPM dinilai justru bisa membuat masalah baru di Papua.

Baca Selengkapnya

Begini Respons Komnas HAM soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM

23 hari lalu

Begini Respons Komnas HAM soal Perubahan Istilah KKB Jadi OPM

Komnas HAM perlu mempelajari implikasi dari kebijakan pemerintah dengan perubahan penyebutan dari KKB menjadi OPM.

Baca Selengkapnya