Penjual Kerang Hijau di Muara Karang: Pembeli Tidak Ragu

Editor

Febriyan

Rabu, 9 Oktober 2019 08:52 WIB

Nelayan mengumpulkan kerang hijau dari sebuah kapal di Pantai Cilincing yang dipenuhi sampah plastik, di Jakarta, Indonesia, 26 November 2018. Menurut WWF Indonesia, masalah sampah plastik di Indonesia perlu penanganan serius. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah penjual kerang hijau di Pasar Ikan Muara Karang menyatakan tak pernah mendapatkan keluhan atau pun keraguan dari pembelinya terkait kualitas dagangan mereka. Pemberitaan soal kerang hijau tak layak dikonsumsi juga tak menurunkan minat masyarakat terhadap panganan laut tersebut.

"Gak ada pengaruh sih, biasa-biasa aja penjualannya. Tidak ada juga yang bertanya tentang kualitas," ujar seorang pedagang yang tak mau disebutkan namanya kepada Tempo, Selasa 8 Oktober 2019.

Si pedagang mengaku bisa menjual sebanyak 50 kilogram kerang hijau pada hari kerja. Pada akhir pekan, omsetnya bisa berlipat ganda.

"Kalau hari biasa ya tidak rame karena kan pada kerja, biasanya kerang hijau habis terjual itu di hari sabtu dan minggu karena pada libur,” kata pedagang tersebut.

Nurcahyo, pedagang lainnya, menyatakan kerang hijau yang dijual di Pasar Ikan Muara Karang bukan berasal dari Teluk Jakarta yang beberapa hari ini diributkan. Dia mengaku tahu jika kerang hijau dari sana tak layak untuk dikonsumi.

Advertising
Advertising

"Kami mengambil kerang hijau dari Tangerang, Teluk Banten karena yang sehat itu dari Teluk Banten," ujarnya.

Dia menambahkan, kerang hijau dari dua wilayah tersebut memiliki ciri tersendiri. Yang berasal dari Teluk Jakarta, menurut dia, biasanya berukuran kecil dan cenderung lonjong. Sementara kerang dari Teluk Banten biasanya besar dan agak membulat.

Sebelumnya PT Pembangunan Jaya Ancol melakukan program Restorasi Kerang Hijau untuk memfilter air laut di Teluk Jakarta yang sangat tercemar. Manajer Koservasi Ancol, Yus Anggoro Saputra, menyatakan satu kilogram kerang hijau bisa memfilter 10 liter air dalam waktu satu jam.

Dia pun menghimbau masyarakat untuk tak mengkonsumsi kerang hijau secara umum. Namun, jika pun ingin mengkonsumsinya, dia menyarankan bukan yang berasal dari Teluk Jakarta.

"Kerang hijau memiliki peran memfilter kotoran dan logam berat, jadi tidak layak dikonsumsi. Kalau mau makan seafood, mending cari yang lain. Kalau pun mau konsumsi kerang hijau, cari di lokasi selain Jakarta," kata Yus Ahad kemarin.

Berita terkait

Debat Cawapres: Cak Imin Sebut Proyek Giant Sea Wall, Ini Proyek yang Ditargetkan Selesai 2030

22 Januari 2024

Debat Cawapres: Cak Imin Sebut Proyek Giant Sea Wall, Ini Proyek yang Ditargetkan Selesai 2030

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebut proyek Giant Sea Wall, proyek itu menurutnya bukan satu-satunya mengatasi masalah banjir air rob.

Baca Selengkapnya

Kesiapan Operasi Kereta Cepat Dipertanyakan

12 April 2023

Kesiapan Operasi Kereta Cepat Dipertanyakan

Empat bulan menjelang tenggat pengoperasian, skema operasi dan perawatan kereta cepat Jakarta-Bandung berubah.

Baca Selengkapnya

Cegah Jakarta Tenggelam, Heru Budi Genjot Giant Sea Wall dan Tanggul Pantai, Apa Bedanya?

5 Januari 2023

Cegah Jakarta Tenggelam, Heru Budi Genjot Giant Sea Wall dan Tanggul Pantai, Apa Bedanya?

Cegah Jakarta tenggelam, Heru Budi Hartono terus menggenjot pembangunan tanggul pengaman pantai.

Baca Selengkapnya

3.000 Mangrove Ditanam di Pantai Indah Kapuk, Wali Kota: 13 Sungai Bermuara di Teluk Jakarta

2 Oktober 2022

3.000 Mangrove Ditanam di Pantai Indah Kapuk, Wali Kota: 13 Sungai Bermuara di Teluk Jakarta

Sebanyak 3.000 mangrove ditanam di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Baca Selengkapnya

6 Jenis Kerang Laut yang Aman Dikonsumsi, Pernah Cicipi Kerang Bambu?

6 Agustus 2022

6 Jenis Kerang Laut yang Aman Dikonsumsi, Pernah Cicipi Kerang Bambu?

Kerang laut merupakan salah satu jenis makanan laut yang banyak digemari. berikut 6 jenis kerang yang aman dikonsumsi, salah satunya kerang bambu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Sampah Mikroplastik di Teluk Jakarta Meningkat 10 kali Lipat Semasa Pandemi

3 Agustus 2022

Pencemaran Sampah Mikroplastik di Teluk Jakarta Meningkat 10 kali Lipat Semasa Pandemi

Jumlah sampah mikroplastik di muara sungai yang menuju Teluk Jakarta meningkat semasa pandemi. Berasal dari APD dan masker medis.

Baca Selengkapnya

Mikroplastik dari Masker di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Meningkat Tajam

3 Agustus 2022

Mikroplastik dari Masker di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Meningkat Tajam

Terdapat peningkatan mikroplastik bentuk benang yang terindikasi memiliki bentuk asal dan jenis komposisi kimia yang sama dengan masker medis.

Baca Selengkapnya

BMKG Tanjung Priok Minta Warga Pesisir Jakarta Waspada Banjir Rob 6-7 Desember

6 Desember 2021

BMKG Tanjung Priok Minta Warga Pesisir Jakarta Waspada Banjir Rob 6-7 Desember

Wilayah pesisir Jakarta yang perlu waspada datangnya rob yaitu, Sunda Kelapa, Muara Angke, Muara baru dan Pluit.

Baca Selengkapnya

DKI Tutup Saluran Air Limbah PT B karena Diduga Sebabkan Pencemaran

30 November 2021

DKI Tutup Saluran Air Limbah PT B karena Diduga Sebabkan Pencemaran

Dinas Lingkungan Hidup DKI menutup saluran air limbah milik PT B di Jakarta Utara karena diduga menyebabkan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Saluran Limbah Pabrik Pencemar Paracetamol di Teluk Jakarta Ditutup Paksa

30 November 2021

Saluran Limbah Pabrik Pencemar Paracetamol di Teluk Jakarta Ditutup Paksa

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menutup paksa saluran limbah atau IPAL pabrik farmasi PT MEF yang mencemari Teluk Jakarta dengan Paracetamol

Baca Selengkapnya