Kerang Hijau Teluk Jakarta Tercemar Berat, Ini Datanya

Reporter

Antara

Senin, 14 Oktober 2019 11:52 WIB

Seorang pekerja membersihkan kotoran pada kulit kerang hijau di Muara Angke, Jakarta, 5 Desember 2016. Para pekerja diberi upah sebesar Rp. 5.000 setiap ember kerang yang sudah dibersihkan. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta telah disarankan untuk mengawasi konsumsi kerang hijau dari kawasan Teluk Jakarta sejak 2004 lalu. Sebabnya, kandungan logam beracun dan berbahaya akibat pencemaran berat di kawasan itu.

"Kadar konsentrasi logam berat di dalam kerang itu cukup tinggi sehingga tidak layak dikonsumsi lagi," kata Profesor Etty Riani, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan di IPB University, Minggu 13 Oktober 2019.

Etty mengutip hasil penelitiannya pada 2000 tentang kerang hijau di Teluk Jakarta dilihat dari kandungan logam berat yang meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian tersebut kembali dilanjutkan pada 2004 melalui pendanaan dari Bappeda DKI Jakarta.

Dari hasil penelitian di Teluk Jakarta tersebut ditemukan kerang hijau mengandung cukup banyak logam berat di dalamnya seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb), krom (Cr) dan timah (Sn). Hewan yang pasif diam di dasar perairan ini memang memiliki kemampuan menangkap logam berat.

Kerang hijau tak memiliki organ hati untuk menghancurkan benda asing, termasuk racun yang masuk ke dalam tubuhnya. Akibatnya semua benda asing ditampung di dalam dagingnya.

Advertising
Advertising

Etty menerangkan, penelitian dilakukan dengan mengukur kadar kandungan logam berat kerang hijau di tiga lokasi. Ketiganya adalah stasiun 1 di peraian berjalan 1.000 meter dari pantai dengan suhu terendah, stasiun 2 jarak 2.000 meter, dan stasiun 3 jarak 3.000 meter sampai ke ke Pulau Onrust.

Hasilnya didapati tingkat pencemaran yang cukup tinggi dan jauh. Kandungan merkuri (Hg) dalam kerang hijau, misalnya, sebesar 74,6 ppm di stasiun 1, sebesar 48,4 ppm di stasiun 2, dan sebesar 66,4 ppm di stasiun 3. Adapun timbal di stasiun 1 sebesar 24,0 ppm, stasiun 2 sebesar 22,8 ppm, dan stasiun 3 sebesar 21 ppm. Sedangkan Kadmium (Cd) berturut-turut 4,6 ppm, 4 ppm, dan 3,00 ppm.

Bandingkan dengan nilai ambang batas aman merkuri untuk produk makanan dan minuman berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang menetapkan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan, yang berkisar antara 0,01-1,0 ppm. Sedangkan konsentrasi maksimum dalam air minum 0,001 mg/l diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Kerang Hijau di Pasar Muara Angke, Jakarta Utara, yang diklaim pedagang berasal dari Teluk Banten sehingga lebih layak dikonsumsi. Tempo/Mediyana Aditama Winata

"Jadi kalau mau kerang hijau ya ambilah dari tempat lain, kerang hijau yang dibudidayakan di tempat lain, jangan dari Teluk Jakarta," kata Etty yang juga peneliti dari Laboratorium Ekobiologi dan Konservasi itu.

Sebelumnya, Manajer Konservasi Taman Impian Jaya Ancol Yus Anggoro Saputra juga memperingatkan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi kerang hijau. Dia menyampaikan itu saat bersama 105 sukarelawan menyebarkan 1 ton kulit kerang hijau di pantai Ancol untuk kepentingan menyerap limbah.

Yus menjelaskan, 1 kilogram kerang hijau mampu menjernihkan 10 liter air yang keruh hanya dalam waktu 1 jam. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi polusi di laut Jakarta. "Bulan Maret kami sudah sebar 600 kilogram, hasilnya kondisi air semakin baik dan muncul beberapa biota di laut Ancol," kata Yus.

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

5 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

5 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

7 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

10 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

11 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

12 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

13 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

15 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

16 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

17 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya