Pro dan Kontra Sopir Ojek Online Nadiem Makarim Jadi Menteri
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 23 Oktober 2019 04:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Nadiem Makarim memilih menjadi Menteri dan meninggalkan Go-Jek disambut pro dan kontra sejumlah pengemudi mitra startup decacorn Indonesia itu. Para sopir ojek online itu sebagian berharap bisa lebih sejahtera, sebagian lainnya ragu.
Asep Burhanudin, 35 tahun, termasuk yangj pro. Pengemudi ojek online dari Tangerang ini setuju keputusan Nadiem masuk Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma'ruf.
"Dia itu pemilik yang mendirikan sejak dari nol. Jadi, walaupun dia menjadi menteri dan meninggalkan Go-Jek, kehidupan Go-Jek ke depannya lebih sejahtera,” kata Asep yakin saat diminta pendapatnya, Selasa 22 Oktober 2019.
Seorang pengemudi ojek online Go-Jek lain yang tidak ingin disebutkan identitasnya juga berharap kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera. Dia menunjuk isu argo (rupiah per kilometer) yang dituntut lebih manusiawi.
“Yang penting jangan mementingkan kepentingan pribadi, kami berharapnya para driver hidupnya lebih makmur dan sejahtera," katanya menambahkan.
Asep juga yakin Nadiem bisa menarik investasi seperti misi yang dibebankan Jokowi kepada pemuda berusia 35 tahun tersebut. Dasarnya adalah apa yang telah dilakukan terhadap Go-Jek.
Keyakinan yang sama ditunjukkan Yoyo, 31 tahun, mitra pengemudi yang lain. “Saya sih yakin dia bisa, karena Nadiem itu membangun Go-Jek ini dari nol hingga menjadi perusahaan besar seperti sekarang,” kata Yoyo.
<!--more-->
Tapi tidak semua setuju dan memiliki harapan yang sama. Roiman, 29 tahun, justru khawatir masa depan Go-Jek sepeninggal Nadiem Makarim. Dasarnya sama, Nadiem yang telah membangun perusahaa aplikator transportasi dalam jaringan (daring) itu dari nol.
"Kadi ketika dia memutuskan untuk keluar, ya khawatir masa depan gojek jadinya tidak sejahtera,” kata Roiman yang sudah menjadikan Go-Jek sebagai pekerjaan utamanya selama empat tahun itu.
Sebelumnya, Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono juga menyatakan kesejahteraan pengemudi ojek online belum bisa terpenuhi selama Nadiem menjabat bos Go-Jek. "Bagaimana mencoba dengan kompetensinya (Nadiem) menyejahterakan rakyat Indonesia apabila korporasi sendiri belum bisa menyejahterakan mitranya," kata Igun, Senin, 21 Oktober 2019.
Menurut Igun, selama ini perusahaan penyedia jasa ojek online itu memang berkembang. Akan tetapi, korporasi yang kerap menikmati keuntungan perusahaan. Sementara para mitra, Igun melanjutkan, belum sejahtera lantaran penghasilan masih tergerus. Satu contohnya pendapatan berupa bonus yang kerap dipangkas.
"Untung besar bagi korporasinya namun bagi kami belum sejahtera. Kami tidak harapkan untung besar namun pendapatan harusnya sesuai kerja kami di lapangan, itu dasar kami menolak," katanya
Nadiem Makarim telah dipanggil ke Istana oleh Presiden Jokowi pada 21 Oktober 2019. Nadiem menjadi kandidat menteri dalam kabinet baru yang akan disusun Jokowi di periode kedua kepemimpinannya sebagai Presiden RI.
MEIDYANA ADITAMA WINATA | ZW