Begini Alasan Kriss Hatta Kepret Antony Hilenaar

Selasa, 12 November 2019 19:19 WIB

Kriss Hatta. Tabloidbintang.com

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Krisdian Toppo Hatta atau Kriss Hatta menjelaskan kronologis penganiayaan terhadap Antony Hilenaar di klub malam, Dragonfly, Jakarta Selatan, pada April 2019 kepada majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa, 12 November 2019.

Pada dini hari itu, Kriss mengaku melihat pacarnya, Rachel Aliya dipegang oleh pria bernama Sandi di bagian dada. Kriss sontak mendorong pria tersebut. "Saya dorong dengan tangan kanan," ujar Kriss Hatta.

Menurut dia, Sandi saat itu terjatuh akibat dorongannya. Tidak lama kemudian, ujar Kriss Hatta, Antony Hilenaar mendatanginya. "Ini temen gue, gak usah nyolot," ujar Kriss menirukan ucapan Antony saat itu.

Kriss Hatta mengatakan bahwa posisi Rachel berada di belakangnya setelah mendorong Sandi. Kriss lantas menghadap ke arah Antony Hilenaar yang disebutnya terus melakukan provokasi.

Tak jauh dari posisi Antony, kata Kriss, ada sebuah botol minuman. Di saat bersamaan, Kriss mengaku melihat Sandi bangkit setelah didorong. Di sekitar Sandi juga disebutkan ada sebuah botol minuman.

Advertising
Advertising

"Saya indikasi bakal dikeroyok. Saya panik, kalau dia (Sandi) mengambil botol itu terus saya dipukul, habis saya," ujar Kriss Hatta.

Begitu Sandi mendekat satu langkah ke arahnya, Kriss mengaku menyerang Antony yang posisinya lebih dekat. "Saya hanya mengepret saja, Bu," ujar Kriss.

Menurut Kriss, kepretan tersebut sengaja dilakukan agar menimbulkan keributan. Dia mengaku takut dikeroyok. Ketika keributan terjadi, Kriss berharap orang-orang bakal tahu dan kemudian memisahkan. Menurut dia, kejadian tersebut berlangsung cepat."Sekitar lima detik, langsung bek, bek, bek," kata dia.

Majelis hakim kemudian menanyakan kembali motif Kriss menyerang Antony. "Kenapa gak kamu tinju yang Sandi itu. Kalau alasannya kehormatan?" ujar hakim.

Kriss Hatta lantas menjawab dengan keterangan yang sama yakni soal rencana menimbulkan keributan. Dia juga menambahkan bahwa jaraknya dengan Antony Hilenaar lebih dekat dibandingkan dengan Sandi. Namun hakim tampak tak puas dengan jawaban itu. "Okelah sudah, terserah kamu," ujar hakim.

Ihwal bagian dada yang dipegang oleh Sandi, Rachel Aliya membantah. Pernyataan itu disampaikan kepada majelis hakim dalam sidang pemeriksaan saksi pada 5 November lalu. "Kalau dada pasti saya sudah pukul duluan," kata dia yang menjadi saksi di sidang Kriss Hatta.

Berita terkait

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

11 jam lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

12 jam lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

12 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

19 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

19 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

1 hari lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

18 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

21 hari lalu

Polisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri

Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

26 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

27 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya