Pembobolan Bank DKI Via ATM, Begini Kata Ahli Digital

Editor

Febriyan

Rabu, 20 November 2019 05:01 WIB

Bank DKI

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli digital forensik Ruby Zukri Alamsyah mengatakan pembobolan Bank DKI melalui ATM oleh Satpol PP dapat terjadi karena banyak faktor. Untuk menemukan penyebab pastinya, ia menyarankan pihak Bank DKI, bank penyedia mesin ATM Bersama, dan pemilik sistem switching ATM untuk bertemu guna mencari tahu penyebabnya.

Menurut info yang ia dapat, pembobolan oleh Satpol PP itu terjadi karena ketidaksengajaan. Namun, Ruby tak menutup kemungkinan oknum Satpol PP itu memang sengaja membobol Bank DKI dengan teknik tertentu.

"Memang untuk mengetahui kronologi pastinya harus ke-3 pihak bertemu, yakni pihak switching ATM Bersama, Bank DKI, dan pihak bank yang memiliki ATM tersebut. Setelah mereka rekonsiliasi dan investigasi bersama, baru bisa dipastikan penyebabnya apa," ujar Ruby saat dihubungi Tempo, Selasa, 19 November 2019.

Ruby mengatakan pihak Bank DKI sudah menyatakan tak mengalami kerugian atas kejadian pembobolan ini. Sehingga menurut dia, kemungkinan pihak yang bermasalah ada di pihak yang lain.

Lebih lanjut ia menerangkan, modus pembobolan bank via mesin ATM bukan kali ini saja terjadi. Menurut Ruby, beberapa tahun yang lalu modus serupa juga pernah terjadi pada suatu bank, namun dalam skala yang lebih kecil. Hasil investigasi pembobolan bank tersebut tak diumumkan ke publik, sehingga Ruby tak mengetahui modus pasti pembobolan bank itu.

Advertising
Advertising

Selain itu, pakar IT ini menyebut pembobolan bank "tak sengaja" seperti ini dapat terjadi pada siapa saja. Walaupun tak ada persentase atau perbandingan pasti kasus seperti ini muncul berapa kali di masyarakat.

Ia menyarankan kepada masyarakat yang mengalami hal serupa untuk melaporkan hal ini ke pihak bank. Sebab jika seseorang melakukan hal ini berulang, maka orang tersebut dapat terjerat permasalahan hukum.

"Jangan sampai kita jadi korban pembobolan bank, tapi jangan juga kita jadi korban yang menjurus ke pelaku karena tak melaporkan temuan itu," ujar Ruby.

Kasus pembobolan Bank DKI melalui ATM diduga dilakukan oleh 12 oknum Satpol PP. Mereka mengaku pembobolan berawal dari ketidaksengajaan saat mendebit uang di ATM Bersama memakai kartu Bank DKI. Usai mendebit, saldo mereka tak berkurang.

Aksi itu terus berlanjut dari bulan Mei - Agustus 2019. Total uang yang diambil oleh pelaku sebanyak Rp 32 miliar.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini telah melaporkan kasus ini ke kepolisian. Keduabelas petugas Satpol PP tersebut pun sudah mengakui tindakannya itu dan beberapa telah mengembalikan uang yang telah diambil. Para tersangka sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Berita terkait

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

10 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

10 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

11 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

12 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Hansip yang Berganti Nama Jadi Linmas atau Perindungan Masyarakat

15 hari lalu

Kilas Balik Hari Hansip yang Berganti Nama Jadi Linmas atau Perindungan Masyarakat

Pada 12 Agustus 1972 keluar Kepres No. 55 tahun 1972 tentang penyempurnaan organisasi Hansip, fungsi utamanya perlindungan masyarakat (Linmas)

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

15 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

18 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

18 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.

Baca Selengkapnya

BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

21 hari lalu

BMKG: Jakarta Selatan dan Timur Berpotensi Hujan dan Angin Kencang pada Senin Sore

BMKG memprakirakan seluruh wilayah DKI Jakarta berawan pada pagi hari.

Baca Selengkapnya