Anies Ungkap Alasan Mau Bangun Hotel di Taman Ismail Marzuki
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 26 November 2019 05:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan alasan pembangunan hotel menjadi bagian dari revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Menurut Anies, keberadaan hotel di dalam kawasan tersebut bakal menjadi wisma untuk tamu yang berkunjung ke TIM.
"Sebenarnya sudah hampir setahun yang lalu itu disampaikan. Itu juga cukup panjang (perencanaannya)," kata Anies di Hotel Biro, Senin malam, 25 November 2019.
Anies mengatakan pemerintah berencana membangun kawasan TIM, bukan hanya untuk pertunjukan seni dan budaya maupun tempat pertemuan saja. Kawasan TIM bakal dibangun juga penginapan untuk menampung seniman yang datang baik dari berbagai wilayah di dalam negeri maupun mancanegara.
Dengan keberadaan hotel tersebut, maka tamu yang datang ke TIM tidak perlu mencari penginapan di luar kawasan itu. "Karena memang ini sebagai ekosistem. Wisma untuk seniman itu pun dirancang nantinya menjadi tempat yang bernuansa kegiatan kebudayaan."
Menurut Anies, selama ini wisatawan dan seniman yang datang ke TIM, mencari penginapan di luar kawasan tersebut. Keberadaan hotel tersebut nantinya bakal menangkap peluang bisnis penginapan di TIM.
Sebab, kata Anies, mencontohkan, wisatawan atau seniman yang datang ke TIM bakal membawa akomodasi. "Pilihannya mau diinapkan dimana mereka. Mau diinapkan diluar atau di dalam," ujarnya. "Justru paket dukungan itu harus lengkap."
Menurut Anies, jika revitalisasi TIM hanya mendukung sarana pementasan tanpa adanya fasilitas penginapan yang baik pembangunannya akan kurang lengkap. Sebab, seniman maupun wisatawan yang datang membawa akomodasi bakal mencari penginapan di luar.
<!--more-->
"Persoalannya di sana mereka mau diinapkan di dalam wisma dalam komplek kebudayaannya atau dipisah. Atau difasilitasi sehingga hidup lingkungan itu," ujarnya.
Dengan revitalisasi ini, Anies berharap kawasan TIM bisa menjadi pusat kesenian dan kebudayaan yang mempunyai level di tingkat nasional dan internasional. "Kami ingin di tempat ini jadi salah satu simpul ekosistem kebudayaan kita," ucapnya.
Sejumlah pegiat seni sebelumnya menolak rencana pembangunan hotel yang disebut sebagai hotel bintang lima itu. Imam Ma'aruf salah satunya. Menurut dia, tidak ada kegentingan untuk membangun hotel di kawasan kawasan pusat kesenian dan kebudayaan itu.
"Apa pasalnya (bangun hotel), dikhawatirkan kalau sudah ada hotel bintang lima di sana ada komersialisasi TIM-nya itu," kata Imam saat dihubungi, Ahad, 24 November 2019.
Pembangunan hotel disebut merupakan bisnis komersial. Berbeda jika pemerintah daerah ingin membangun wisma untuk singgah para seniman.
Imam khawatir pembangunan hotel di kawasan TIM bakal menjauhkan seniman dari lingkungannya. Apalagi, berbeda dengan yang disampaikan Anies Baswedan, konsep awal desain TIM yang disayembarakan dan dimenangkan Andra Matin tidak ada rencana pembangunan hotel.
"Tidak ada yang namanya hotel bintang lima (dalam desain awal revitalisasi TIM)," ujarnya. "Manajemen hotel bintang lima seperti apa sih. Komersialisasi itu."