Banjir di Cipinang Melayu, Kontraktor: Dampak Normalisasi Sungai
Reporter
Antara
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 6 Desember 2019 15:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -PT Kresna Kusuma Dyandra Marga atau KKDM memastikan peristiwa banjir yang merendam sekitar 30 unit rumah warga di RW11 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, bukan dipicu kegiatan konstruksi Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu atau Becakayu.
"Penyebab utamanya adalah dampak dari pekerjaan normalisasi Sungai Tarum Barat," kata Direktur Tehnik dan Operasi KKDM Ayuda Prihantoro, di Jakarta, Jumat siang, 6 Desember 2019.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei kontraktor Becakayu bersama perwakilan warga di RW11 Cipinang Melayu berdasarkan laporan banjir yang melanda Rabu, 4 Desember 2019.
Dari hasil survei diketahui proyek normalisasi Sungai Tarum Barat dilakukan dengan memasang 'concrete sheet pile' sehingga saluran pembuangan air dari warga tertutup atau tidak lagi mengalir ke Kalimalang.
KKDM selaku pemilik konsesi sejak kemarin 5 Desember 2019 bersama dengan kontraktor menempatkan tiga unit pompa untuk pembuangan genangan air ke Kalimalang, Jumat siang.
"Kami tempatkan pompa untuk mengatasi hal tersebut sambil menunggu desain dari konsultan ahli drainase mencari solusi mengatur pembuangan air ke Kali Sunter," katanya.
Selain menyediakan tiga unit pompa pembuangan air ke Kalimalang, kata dia, pihaknya juga membuat dua unit bak kontrol sebagai area penampungan air bila terjadi hujan lebat.
Sebelumnya warga di RT 05/RW 11 Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, meminta penjelasan dari kontraktor proyek konstruksi Tol Bacakayu terkait banjir yang dialami sejak 2016. Ketua RT 05/RW 11 Komarudin menyebutkan tidak kurang dari 30 rumah tinggal yang dihuni sekitar 70 kepala keluarga terendam air rata-rata setinggi betis orang dewasa.
RT 05/RW 11 bermukim pada elevasi lahan yang lebih rendah dari Jalan Inspeksi Tarum Barat Kalimalang, tempat konstruksi Tol Becakayu berada.