Sistem Big Data DKI Bisa Petakan Rumah yang Belum Punya Jamban

Kamis, 19 Desember 2019 09:33 WIB

Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) KPK Wilayah III, Dian Patria dalam diskusi sistem Jakartasatu di Gedung Merah Putih KPK, Rabu 18 Desember 2019. Tempo/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Cipta Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta memaparkan kemajuan dari sistem integrasi data atau sistem big data Jakartasatu di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam salah satu demonstrasi, DKI memperlihatkan salah satu keunggulan sistem Jakartasatu yang bisa memetakan rumah yang belum memiliki jamban di DKI.

"Nah misal kita buka peta data kependudukan DKI, contoh kita klik satu rumah lalu ke luar data penghuninya bahkan juga jamban, apakah rumah ini sudah punya jamban atau belum," kata Kepala Dinas Cipta Tata Ruang dan Pertanahan, Heru Hermawanto di Gedung KPK, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Desember 2019.

Dalam pemaparan sistem Jakartasatu, tampak peta digital DKI Jakarta telah diisi dengan berbagai data. Setiap area bahkan rumah dan bangunan dalam peta tersebut saat diklik akan mengeluarkan berbagai data, mulai dari kependudukan, pajak hingga informasi rencana tata kota.

Sistem Jakartasatu juga telah bisa memperlihatkan jaringan utilitas pipa dan kabel bawah tanah yang membentang di DKI. Seluruh izin reklame dengan status sudah bayar pajak atau masih menunggak juga bisa dilihat di sistem data tersebut.

Heru mengatakan bahwa selama ini data tersebut sudah dimiliki oleh DKI, namun masih terpisah antar dinas masing-masing. Dengan sistem Jakartasatu ini, kata dia, semua data tersebut harus dintegrasikan menjadi satu agar tidak ada data yang tumpang tindih.

Advertising
Advertising

Selain itu, Heru mengatakan bahwa dengan adanya sumber data yang terintegrasi maka pengambilan kebijakan oleh Pemerintah DKI bisa lebih cepat dan tepat sasaran. Termasuk, kata dia, soal optimalisasi pendapatan daerah karena bangunan yang menunggak pajak secara sistem akan berwarna merah dalam peta Jakartasatu.

"Misalnya data jamban tadi. Kalau datanya telah ada dinas terkait bisa langsung melihat di mana wilayah yang butuh jamban dan langsung mengeksekusi sehingga kebijakan dari dinas tepat sasaran di wilayah yang memang membutuhkan jamban," kata Heru.

Heru mengatakan sistem Jakartasatu tersebut masih akan terus dikembangkan karena belum seluruh dinas dan SKPD yang terintegrasi. "Sampai semua data dari dinas bisa terintegrasi, sekarang yang sudah baru pajak, perizinan, kependudukan," ujarnya.

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 jam lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

5 jam lalu

Nurul Ghufron Pelapor Dewas KPK Albertina Ho, Ini Profil Wakil Ketua KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron lulusan Universitas Jember, Unair, dan Unpad itu melaporkan Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

11 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

KPK Hentikan Sementara Aktivitas 2 Rutannya Imbas 66 Pegawai Pelaku Pungli Dipecat

12 jam lalu

KPK Hentikan Sementara Aktivitas 2 Rutannya Imbas 66 Pegawai Pelaku Pungli Dipecat

KPK hentikan sementara aktivitas di rutan POM AL dan rutan Pomdam Jaya Guntur imbas kasus pungli yang berujung pemecatan 66 pegawai

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

1 hari lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

1 hari lalu

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah meminta Kementan untuk memutasi kerabat atau keluarganya dari Jakarta ke Malang. Bakal jalani sidang etik.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

1 hari lalu

Nurul Ghufron Gugat ke PTUN, Dewas KPK Tetap Gelar Sidang Etik dan Anggap Kasusnya Tidak Kedaluwarsa

Dewas KPK tetap akan menggelar sidang etik terhadap Wakil Ketua Nurul Ghufron, kendati ada gugatan ke PTUN.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

1 hari lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, eks Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

2 hari lalu

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya